Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Melukis dengan Sentuhan Jari, Terapi Seni Hilangkan Stres

4 Oktober 2020   08:10 Diperbarui: 4 Oktober 2020   08:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, serbuk warna inilah yang saya pakai dengan menyentuh jari telunjuk atau jari apa saja. Baru deh digoreskan di atas kertas gambar. Tidak perlu pakai air. Jari yang sudah tertempel serbuk warna itulah yang menjadi "kuasnya".

Karena tema workshop kali ini mengenai es krim, jadi peserta dibebaskan berimajinasi melukis es krim. Pemandu pun memberikan beberapa contoh lukisan es krim.

Saya dan anak saya pun larut dalam imajinasi masing-masing. Di sini, saya bisa memainkan warna sesuka saya. Ada 24 warna dalam satu set. Warna-warnanya juga sangat cemerlang, warna-warna kesukaan saya. Warna pastel yang lembut tapi cemerlang.

Agar warna-warna yang digunakan tercampur merata, para peserta juga diajarkan teknik blending yaitu menggosokan dua jari dengan teknik memutar. Jika ingin mengganti warna, jari dibersihkan terlebih dulu dengan tisu basah agar warna yang kita inginkan tidak tercampur.

Untuk merapikan warna, saya menggunakan penghapus yang sudah tersedia. Untuk membuat warna terkesan bergradasi, saya memakai penghapus berbentuk pensil yang ujungnya berwarna putih. Seperti layaknya pensil, penghapus ini juga bisa diraut. Jadi, saya tidak perlu takut salah mengaplikasikan warna saat menggambar.

Untuk membersihkan gambar dari sisa serbuk, saya memakai kuas yang sudah menyatu dengan penghapus berbentuk pensil. Ada juga stencil yang berbentuk berbagai motif untuk mempercantik gambar.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saya dan anak saya melakukannya dengan mudah dan tidak ribet. Saya melihat anak saya melakukannya dengan enjoy meski ia merasa hasil karyanya tidak sebagus hasil karya saya atau hasil karya peserta lainnya. "Nanti kita ulangi lagi, kertasnya masih ada itu," kata saya. 

Kertas untuk menggambar ini memang sudah tersedia dalam satu paket produk itu. Bagi saya, menggambar di tengah pandemi Covid-19 menjadi jembatan waktu untuk kembali menikmati hal-hal yang menarik pada saat saya kecil. Cara seperti ini juga sebagai "obat" pencegah pikun, kelak jika saya menua nanti.

Berdasarkan penelitian yang saya baca manfaat dari menggambar bagi orang dewasa, di antara menghindari pikun (dementia), menghindari stroke, serta dapat melatih fokus dan konsentrasi.

Bisa juga menghilangkan stress karena proses mengusap jari, menghapus, menciptakan obyek, goresan demi goresan terbentuk, yang dilakukan secara sungguh-sungguh, seakan saya terbawa di dalamnya. Stress saya  pun hilang karena mengikuti kegiatan yang menyenangkan dan menikmati segala prosesnya.

Terapi seni seperti ini juga dapat membantu saya atau kita untuk mengeksresikan perasaan. Otak akan merangsang kita untuk fokus pada apa yang sedang dikerjakan dan perasaan sehingga masalah negatif pun akan teralihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun