membuka lembaran memori: demi sang negeri, luka yang tiada terperi, yang menembus hingga ke pori-pori, yang membuat kaku jari jemari, tapi kau abaikan juga rasa nyeri
kaki yang tertusuk duri, tak lantas membuatmu berlari, sorot matamu tetap tajam mencari, penjajah yang tak tahu diri, yang tidak bestari.
semangat membara terus terpatri, terpancar dari raut wajahmu yang berseri, kau tak perlihatkan rasa ngeri, saat melawan bangsa pencuri
senyum istri dan putra-putri, di pelupuk mata selalu menari-nari, yang tersimpan erat di lubuk sanubari, jadi penyemangat membela bangsa sendiri
hari berganti hari, bambu runcing yang setia di tangan kiri, tangan kanan mengepal menerjang matahari, bersama kepakan sayap burung nuri.
haruslah kita sadari, kemerdekaan ini diperoleh dari, jejak-jejak pejuang yang hingga kini tetap harum lestari, berkat jasanya Indonesia menjadi bangsa mandiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H