Kalau untuk gejala lain seperti puting payudara tertarik ke dalam, keluar cairan dari puting, mengeras dan membengkaknya puting atau area sekitar puting, bisa juga disertai perubahan warna puting menjadi lebih merah, serta munculnya ruam atau luka di sekitar puting yang tidak kunjung sembuh, mungkin tidak semuanya mengalami, mengingat saya tidak mengalami gejala seperti itu.
Makanya awalnya saya merasa yakin tidak terkena kanker payudara. Eh ternyata malah positif. Nah, kalau pak Luthfi, dia mengaku ada luka di sekitar puting, tapi tidak menyangka kalau itu ternyata kanker payudara.
Sebagaimana namanya, kanker payudara terjadi pada area payudara. Disebabkan adanya pertumbuhan sel kanker di jaringan payudara. Pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkontrol tersebut menyebabkan adanya benjolan yang disebut sebagai tumor.
Karena terjadi di area payudara, maka perempuan berpotensi terkena kanker payudara. Meski perempuan tersebut sudah ganti kelamin menjadi pria dan membuang payudaranya, dia tetap berpotensi terkena. Walaupun banyak terjadi pada perempuan, namun faktanya ada juga pria yang terkena.
Karenanya, dr. Sonar menegaskan pentingnya deteksi dini pada kanker payudara. Dengan deteksi dini, diharapkan kanker payudara ditemukan pada stadium awal sehingga penderita dapat terhindar dari tindakan kemoterapi dan radiasi.
Semakin kecil stadium, semakin cepat diatasinya. Stadium itu berarti tingkat keganasan. Mulai dari stadium 0, stadium 1, stadium 2A, stadium 2B, stadium 3A, stadium 3B, dan stadium 4. Kalau stadium 0 dan stadium 1 benjolan masih kecil dan sel kanker tidak menyebar ke organ lain. Penanganannya bisa dengan bedah atau pengobatan hormonal.
Stadium 2A sampai stadium 3B, benjolan mulai membesar dan sudah menyebar. Umumnya menyebar ke Kelenjar Getah Bening (KGB) di dekat ketiak. Penanganannya biasanya dengan bedah, radioterapi, kemoterapi, dan obat hormonal seperti yang saya jalani.
Sementara stadium 4 ditandai dengan pecahnya benjolan dan sudah menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru, otak, dan organ lainnya. Selain ditangani dengan terapi terstandar: bedah, radioterapi, kemoterapi, juga dilakukan tindakan lainnya. Biasanya kalau sudah stadium lanjut seperti ini peluang hidup semakin rendah.
"Kalau dideteksi lebih awal, penanganan dengan bedah, radioterapi, kemoterapi atau kombinasi semuanya, bisa dihindari. Sebagaimana kita ketahui, penanganan dengan kemoterapi dan radioterapi bisa menimbulkan efek yang bagi sebagian orang cukup menyiksa. Semakin cepat terdeteksi juga semakin besar peluang hidupnya," tuturnya.
Doktor bidang ilmu biomedik, Dr. dr. Karina, SpBP-RE, yang juga CEO Klinik Hayandra dan HayandraLab, mengatakan, penyakit kanker memerlukan berbagai macam modalitas terapi. Ia pun mempelajari multimodalitas terapi ini saat mengobati ibundanya yang terkena kanker pada 2006.