Perjalanan keliling Atambua dalam pantauan saya sepertinya tidak sampai 1 jam. Saya seperti mengitari kompleks rumah saja. "Atambua ya begini-begini aja, kota kecil. Tidak ada mall kakak, tidak ada tempat nongkrong-nongkrong," katanya menanggapi keheranan saya.
"Apa yang terkenal di Atambua?" tanya saya. Katanya, Kementerian Pariwisata pernah menggelar Cross Border Festival pada Desember 2016 di Lapangan Simpang Lima Atambua. Festival berupa konser musik itu sukses mendatangkan ribuan pengunjung termasuk dari Timor Leste. Jamrud dan Slank juga pernah manggung di Atambua, katanya.
Biar ada kenang-kenangan di sini, saya pun dibawa ke gedung Bupati Belu, untuk sekedar berfoto di sana. "Ya mau ke mana lagi," katanya tersenyum. Aduh, sayang banget, hanya sebentar di sini. Coba waktunya masih banyak yang luang. Tapi apa boleh buat, masa saya harus memaksakan diri? Masa saya membantah orang asli sini yang lebih mengetahui kondisi wilayahnya? Mau kualat saya?
***
Besok pagi, sebelum berangkat ke Bandara AA Berre Tallo, saya bersama staf humas LPDB pun mampir sejenak ke perbatasan Timor Leste. Tepatnya berada di Desa Motaain yang berjarak sekitar 30 km dari Kota Atambua. Kota Atambua memang menjadi pintu gerbang untuk menuju perbatasan RI-Timor Leste.
Selama perjalanan ke perbatasan, saya dibuat terkagum-kagum akan pesona alam di sekitar Atambua yang sayang untuk dilewatkan. Saya tidak mengira ternyata pemandangan sepanjang jalan dari Atambua-Motaain seindah ini.
Di sepanjang jalan ini terdapat jajaran pantai berpasir putih. Salah satunya Pantai Atapupu yang berada di sisi kanan jalan. Sayang, karena saya pakai kamera hp, jadi hasil objek yang saya foto berbayang. Maklum dilakukannya saat mobil dalam keadaan melaju.
Pantai ini lebih dikenal oleh dengan sebutan Pantai Sukaerlaran atau Pantai Pasir Putih. Sebagaimana namanya, pantai ini hamparan pasirnya memang berwarna putih. Di sekelilingnya banyak pepohonan rindang nan asri. Perpaduan gundukan pasir putih dan pepohonan hijau membuat suasana di Pantai Atapupu terasa sejuk.
Pengemudi menjelaskan, Pantai Atapupu juga menjadi tempat favorit warga setempat, terutama untuk menyaksikan panorama keindahan matahari terbenam di sore harinya. Pengunjung juga dapat berekreasi pantai seperti berenang, bermain bola atau sekedar bermain air sambil menikmati suasana alam di pantai ini. Terlebih airnya juga cukup jernih.
Sampailah kami di perbatasan Timor Leste setelah melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT. Antara Indonesia dengan daratan utama Timor Leste, ada 2 Pos Lintas Batas Negara utama yang bisa dilewati, yaitu PLBN Terpadu Motaain di Tasifeto Timur dan PLBN Motamasin di Kobalima Timur.