Mendengar itu saya mulai ketar ketir. "Kapan saya harus ke Dharmais?" tanya saya. "Kalau bisa besok bu. Lebih cepat lebih baik," katanya.Â
Apa iya saya terkena kanker? Untuk menenangkan diri, saya pun mencari informasi mengenai kanker payudara, yang setelah saya baca-baca ciri-cirinya tidak melekat di payudara saya selain benjolan. Saya mulai sedikit tenang.
Besoknya saya ke RS Kanker Dharmais. Berdiri di depan rumah sakit ini saya serasa memasuki "gerbang kematian". Tubuh saya agak bergetar. Bagaimana tidak? Selama ini kan yang saya tahu kanker itu adalah penyakit yang identik dengan kematian.Â
Lantas terbayang wajah anak-anak saya yang masih kecil-kecil. Bagaimana kalau saya mati, bagaimana nasib anak-anak saya?Â
Setelah mendaftar dan mengurus administrasi, saya pun bertemu dokter. Saya lupa nama dokternya. Orangnya baik dan ramah. Saya pun diperiksa dengan merebah dan ditanya-tanya kapan tentang benjolan itu saya sadari.
"Bu, benjolan dalam istilah medis itu disebut tumor. Tumor itu ada yang bersifat jinak dan bersifat ganas. Kalau tumor ganas itu sudah bisa dipastikan kanker. Kalau tumor jinak bisa saja itu karena hormon atau tumpukan lemak," jelasnya tersenyum.
"Setiap benjolan yang tidak pada semestinya harus diwaspadai. Terlebih jika tidak disertai dengan keluhan. Biasanya ini sudah mengarah kepada kanker. Benjolan yang disertai keluhan seperti nyeri umumnya bersifat jinak, yang pengobatannya bisa dengan operasi atau dengan obat," katanya lagi.
Saya pun diminta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena RS Kanker Dharmais jauh dari rumah saya, saya pun minta ijin untuk berobat ke rumah sakit dekat rumah. "Boleh bu, silakan saja," katanya.
Ya bisa sih saya naik kereta turun di Stasiun Tanah Abang lalu lanjut naik ojek online, tapi kalau harus berdesak-desakan di kereta seperti tadi jelas saya ogah. Belum lagi kalau pagi saya harus mengurus anak-anak saya yang mau ke sekolah dulu. Jelas saya grasak grusuk.
Akhirnya saya pun berobat ke RS Hermina Depok dan mendapatkan dokter perempuan yang baik dan ramah juga. Dia menjadi satu-satu dokter ongkologi perempuan di Depok. Jelas saya beruntung mendapatkan dokter yang baik dan pakar di bidang ongkologi dan bedah.
Saya pun melakukan sejumlah pemeriksaan -- USG perut, USG payudara, Rontgen Thorax, CT Scan Thorax, cek lab. Tindakan medis ini diperlukan untuk mengetahui apakah sel-sel kanker sudah menyebar ke bagian lain. Karena operasi pengangkatan payudara tidak bisa dilakukan kalau akar-akarnya tidak diobati terlebih dulu.Â