Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menyibak Tabir Gelap Djoko Tjandra

2 Agustus 2020   11:44 Diperbarui: 2 Agustus 2020   11:41 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah belasan tahun buron, akhirnya terpidana kasus pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali, Djoko Tjandra, berhasil ditangkap, Kamis (30/7/2020) malam. Si Djoko ini dijemput langsung oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Malaysia.

"Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, alhamdulillah berkat kesabaran dan kerja keras tim Djoko Tjandra berhasil diamankan," tutur Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.

Antara lega dan jengkel sih ketika saya mengetahui hal ini. Lega karena si Djoko akhirnya ditangkap. Jengkel karena Djoko ditangkap setelah pemerintah "disentil" terlebih dulu baru "bergerak". Kemarin-kemarin itu ke mana?

Coba bandingkan dengan terduga pelaku teroris, ibarat bersembunyi di lubang semut pun bisa terendus dan tertangkap. Tidak butuh waktu sampai belasan tahun! Lha ini? Ini kan menunjukkan betapa lemahnya penegakan hukum di Indonesia yang "tajam ke bawah tapi tumpul ke atas".

Saya jengkel juga setelah rakyat "teriak-teriak" betapa istimewanya si Djoko yang mendapatkan perlakuan khusus, baru terlihat wajah pemerintah memerah setelah "ditampar" sedemikian rupa.

Ya iyalah, sudah penjahat kelas kakap, merampok uang negara (termasuk uang saya di dalamnya) eh lha kok diperlakukan bak super hero. Siapa yang tidak geram? (kecuali orang-orang di sekitarnya Djoko).

Coba kalau tidak ada yang membocorkan kemudahan Djoko Tjandra saat mengurus e-KTP, padahal dia sendiri sudah menjadi warga negara Papua Nugini, tentu dia masih aman-aman saja tuh.

Duduk santai dengan senyum dan tawa sinisnya betapa aparat begitu mudahnya dipecundangi dengan silauan uang yang entah berapa jumlahnya (sepertinya perlu juga ditelusuri jejaknya).

Dan, konon katanya, untuk mendapatkan berbagai kemudahan ini Djoko Tjandra sudah menghabiskan uang Rp4 miliar! Bayangkan! Entah apakah itu uang pribadi atau uang hasil rampokan?

Karena ada yang membocorkan, maka memunculkan reaksi masyarakat, yang juga akhirnya merembet ke perlakuan khusus lainnya: kemudahan mengurus paspor, penghapusan red notice, pengawalan saat si Djoko "jalan-jalan", dan surat ketebelece lainnya.

(Kalau boleh saya "mewakili rakyat Indonesia", saya mengucapkan terima kasih kepada "si pembocor informasi" tersebut. Siapa pihak pembocor itu? Siapapun itu, Anda layak mendapatkan penghargaan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun