Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idul Adha 1441 H, Momentum Meneladani Ketahanan Keluarga Nabi Ibrahim AS

31 Juli 2020   12:14 Diperbarui: 31 Juli 2020   12:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 Sebagaimana halnya shalat Idul Fitri 1441 H lalu, shalat Idul Adha yang saya, anak-anak, dan warga di sekitar rumah saya lakukan juga dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. 

Bedanya, saat Idul Fitri warga melaksanakannya di rumah masing-masing, sementara shalat Idul Adha kali ini dilaksanakan di pelataran jalan kompleks rumah, khususnya di jalan sektor Berlian. Karena ini masih pandemi Covid-19, maka sejumlah protokol kesehatan pun diberlakukan. 

Untuk jamaah pria, shalatnya ditempatkan di masjid dan area jalan utama di sekitar masjid. Sementara jamaah perempuan ditempatkan dekat lapangan jalan Berlian 1. Masing-masing jamaah harus berjarak dengan satu sama lainnya.

Pengurus masjid juga sudah menginfokan agar jamaah memakai masker, sudah dalam keadaan berwudhu, tidak boleh membawa anak di bawah usia 5 tahun. Karena jarak dari rumah saya ke area tempat shalat tidak begitu jauh, jadi saya pun mengajak dua anak saya.

Saya dan anak-anak lantas menggelar sajadah dengan jarak yang cukup berdekatan, tapi oleh petugas yang juga tetangga saya, kami diminta berjarak. "Jangan dekat-dekatan, Bu," pintanya. Kok jangan saling berdekatan? Lha di rumah saja kami dekat-dekatan begitu, kata saya berbicara sendiri. Tapi saya tidak memprotes. Saya pun meminta anak-anak saya untuk agak menjauh.

***

Dok: DKM Al-Ihsan
Dok: DKM Al-Ihsan
 Usai shalat Idul Adha yang diimami Ustadz Saptaji Al-hafidz, dilanjutkan dengan kutbah Idul Adha yang mengangkat tema "Ketahanan Keluarga, Teladan dari Keluarga Nabi Ibrahim AS" yang disampaikan oleh ustadz Redy Syahrir Akbar SS, yang juga disiarkan disaluran Youtube dan zoom.

Kisah Ibrahim AS dengan kedua istrinya, Sarah dan Hajar, juga Ismail AS, putra Ibrahim dari Hajar, memang selalu berulang dikisahkan, terutama setiap usai shalat Idul Adha. Meski begitu tidak pernah habis hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran, terutama soal mengarungi bahtera rumah tangga.

Allah SWT menjadikan Nabi Ibrahim As dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa. Bukan hanya kita yang harus meneladaninya, tetapi bahkan Nabi Muhammad SAW juga harus meneladaninya. Sebagaimana yang disampaikan Allah SWT dalam Surah Al-Mumtahanah ayat: 4 yang berbunyi "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia..."

Dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim As dan keluarganya adalah bagaimana ketahanan keluarga yang dibangun Nabi Ibrahim meski harus dilaluinya dengan kesusahan, namun mampu berjalan dengan baik. Yang mampu menanamkan nilai-nilai Islam dalam keluarganya, meski harus berhadapan dengan lingkungan yang tidak Islami.

Ketahanan keluarga juga terkait ketahanan menghadapi guncangan keluarga, sabar dan penuh keikhlasan karena kehidupan keluarga tidak lepas dari berbagai adanya konflik. Bagaimana terbangunnya suasana keluarga yang harmonis, yang penuh dialogis, sehingga meskipun adanya perintah menyembelih anaknya Ismail, Nabi Ibrahim berdialog terlebih dahulu dengan Ismail, bahkan meminta pendapat.

Sementara Ismail dengan akhlaknya yang mulia mengemukakan pendapat yang mengagumkan sebagaimana dikisahkan di dalam Al-Qur'an Surah Ash-Shaffat ayat: 102 "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata; "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Apa hikmah Idul Adha di tengah pandemi virus corona? Yang pasti akan semakin mempererat ikatan keluarga. Dengan keterbatasan karena penyebaran virus corona ini, umat Islam pun diajak untuk mengembalikan makna Idul Adha pada ketakwaan terhadap Sang Pencipta.

***

dok. pribadi
dok. pribadi
Penyembelihan hewan kurban menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari perayaan Hari Raya Idul Adha. Karena hari Idul Adha juga dikenal dengan Hari Raya Kurban. Dan, berkurban menjadi salah satu yang dianjurkan bagi umat Islam yang mampu menunaikannya. Berkurban sendiri menjadi momentum untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan, sifat berderma, dan kepedulian sosial.

Namun, mengingat masih Covid-19, di kompleks rumah saya, pemotongan hewan kurban kali ini tidak seperti tahun lalu. Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Ihsan Permata Depok, beberapa hari lalu sudah menginformasikan untuk menghindari kerumunan massa, pemotongan hewan kurban tidak boleh disaksikan oleh warga. Pemotongan kurban akan disiarkan melalui aplikasi zoom, Youtube.

Hanya warga yang ikut berkurban saja yang boleh datang untuk mengucapkan ijab kurban atau bisa juga dilakukan dengan video call. Tergantung situasi dan kondisi. Pemotongan hewan kurban sendiri dilakukan pada Sabtu (1/8/2020) mengingat hari ini bertepatan dengan hari Jumat.

Keluarga saya sendiri, Alhamdulillah, ikut berkurban seekor domba atas nama anak saya, Putik Cinta Khairunnisa. Hanya saja, kali ini tidak ditempatkan di masjid, melainkan di area rumah orangtua saya, yang lokasinya hanya terpisahkan oleh kecamatan yang berbeda dengan tempat tinggal saya. 

Kebetulan abang saya jadi pengurus mushola setempat dan juga menjadi panitia pemotongan hewan kurban. Nah, kalau di sini pemotongan hewan kurban dilakukan hari ini juga seusai shalat Idul Adha.

Saya sendiri tidak mengijinkan anak saya untuk menyaksikan pemotongan hewan kurban. Saya khawatir anak saya akan terpapar Covid-19. Siapa yang bisa menjamin anak-anak saya "aman-aman" saja? Jadi, saya meminta abang saya untuk memvideokannya saja.

Selamat Hari Raya Idul Adha, Mohon Maaf Lahir Batin. Semoga kita semua selalu dalam kekuatan iman dan kekuatan sabar dalam menjalani segala ujian hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun