Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dengan Premium User, Saya Semakin Leluasa Menulis Biar Tidak Pikun

21 Juli 2020   15:37 Diperbarui: 21 Juli 2020   15:36 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar - Dok. Pribadi


Saya bergabung di Kompasiana baru dua bulan ini. Sebagai pemula, tulisan saya belum banyak. Kalau dibandingkan dengan para senior jelas saya tidak ada apa-apanya. Justeru karena masih pemula saya masih hot-hotnya menulis, masih "semangat-semangatnya".

Saya tidak memikirkan apakah tulisan saya bakal jadi artikel utama atau pilihan. Tulisan saya dibaca dengan jumlah sedikit pun ya tak masalah buat saya. Yang terpenting kepuasan saya menulis tersalurkan. Kalau akhirnya ada yang membaca tulisan saya dan menyukainya, ya anggap saja itu "bonus" bagi saya.

Karena masih "hangat-hangat"nya, saya jadi merasa terganggu dengan tampilan iklan yang wara wiri di layar Kompasiana. Mau membaca tulisan para Kompasianer eh harus terpotong dengan iklan. Mau bikin tulisan eh nongol iklan segede gaban. Kan bikin saya jadi bete. Selera saya untuk membaca atau menulis jadi berantakan. Ah pokoknya tidak asyik banget deh.

Saya pun akhirnya membeli paket Premium User setelah menimbang berkali-kali. Terlebih saya sudah menikmatinya secara gratis selama sepekan. Tidak apa-apalah harus bayar. Tarif Rp25 ribu sebandinglah dengan kepuasan dan kenyaman saya. Selama sebulan lagi. Yang penting saya leluasa tanpa ada gangguan. Proses membelinya juga mudah, saya tinggal membayar pakai gopay.

Kini saatnya saya "beraksi"...

***

Sejatinya saya hobi menulis. Tapi lebih sering untuk urusan pekerjaan sih. Sebagai pekerja lapangan saya melaporkan hasil yang saya temui dalam bentuk tulisan. Tentu saja bahasa yang digunakan bahasa Indonesia yang baku yang harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

Sejak saya masih SD saya suka menulis. Puisi, diari, cerita pendek. Namun tidak pernah saya "publish". Pembacanya ya saya sendiri. Eh pernah juga sih saya bacakan puisi saya di depan guru dan teman-teman sekelas dalam pelajaran bahasa Indonesia. Tapi itu juga semua murid ikut mendapat giliran, bukan saya seorang.

Saya pernah juga bikin puisi yang saya persembahkan untuk ibu saya sebagai kado peringatan Hari Ibu. Saya tidak tahu apakah ibu saya menilai puisi saya bagus atau tidak. Apalagi saya masih SD. "Tidak ada apa-apanya". Yang jelas mata ibu saya berkaca-kaca. Terharu mungkin.

Sewaktu SMP hobi saya menulis masih berlanjut. Beberapa kali tulisan saya mejeng di majalah dinding. Beberapa kali ikut lomba membaca puisi meski tak menang. Beberapa kali bikin cerpen tapi buat saya nikmati sendiri. Karena saya pindahan dari Sukabumi, saya kerap menulis surat buat teman-teman lama saya. Bisa berlembar-lembar. Entahlah, saya suka saja menulis.

Ketika SMA, hobi saya menulis tidak hilang. Pernah juara 1 lomba penulisan cerpen dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang diadakan OSIS. Beberapa puisi saya dan cerpen juga mejeng di majalah dinding.

Sayangnya, tidak terbersit di otak saya untuk mengirimkannya ke majalah atau surat kabar. Saya tidak mengasah hobi saya ini lebih serius. Kalau saya tekuni dan saya dalami bisa jadi saya generasi penerus sastrawan Sapardi Djoko Damono. Bisa jadi saya seterkenal beliau (hahaha...ini mah mimpi yang kesiangan).

Saat kuliah, saya masih suka menulis. Saya lebih sering menulis puisi yang biasanya saya berikan kepada kawan dekat. Saya juga pernah juara 1 lomba penulisan cerpen dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang diadakan BEM kampus. Waktu itu yang memberikan piagam dan medali adalah Eko Patrio, kakak kelas yang kala itu menjadi penyiar radio Prambors (kalau tidak salah). Selama saya kuliah seingat saya baru sekali itu saya mengikuti lomba.

Hobi saya menulis terbawa saat saya mengerjakan tugas-tugas kuliah saya. Menyusun materi seminar, proposal penelitian hingga skripsi tanpa kesulitan. Mungkin karena saya sudah terbiasa menulis.

Di saat saya masih kuliah, pada 1994 saya diterima bekerja yang saya geluti hingga sekarang. Saya sempat cuti kuliah 1 tahun. Pekerjaan saya ya masih berkutat dengan tulisan. Jika dulu masih dengan mesin ketik, beralih ke komputer, lalu laptop, sekarang saya lebih sering mengetik di hp saya.

Selama saya bekerja beberapa kali saya ikut lomba penulisan dan beberapa kali meraih juara: juara pertama, juara kedua, juara ketiga, juara harapan. Hadiahnya kadang berupa uang, kadang berupa barang, kadang jalan-jalan ke luar kota, kadang juga hanya berupa piagam atau medali. Saya sih sebenarnya tidak terlalu mengharapkan menang. Itu bukan tujuan utama saya.

Menulis bagi saya sebagai upaya mengembangkan atau mengeksplor potensi saya. Ke luar sebagai salah satu pemenang ya Alhamdulillah, tidak juga saya tidak perlu berkecil hati. Saya tetap akan menulis karena menulis itu sudah mendarah daging.

Sebelum bergabung di Kompasiana, saya sering bikin puisi buat kawan saya. Dia bilang sih puisi-puisi saya bagus dan dia suka membacanya. Sayangnya, puisi-puisi saya ini tidak pernah saya arsipkan. Setelah dikirim, saya hapus. Jadi tidak ada dokumentasi. Entah kalau di kawan saya itu.

Saya juga beberapa kali diajak terlibat untuk menulis buku. Ya "keroyokan" sih. Tapi ini menjadi ajang pembelajaran buat saya dalam mengasah kemampuan menulis saya. Terakhir saya dilibatkan dalam penyusunan buku 50 tahun Badan Informasi Geospasial (BIG). Mungkin 1 atau 2 tahun lalu.

Kekinian saya bergabung di Kompasiana. Di sini saya bisa menulis dengan cara saya, dengan bahasa saya. Tidak terlalu baku, meski lebih banyak bahasa baku-nya sih, mungkin karena saya terbiasa jadi masih terbawa "suasana". Saya juga bebas "curhat" yang saya lampiaskan dalam puisi. Dan, tulisan-tulisan saya di Kompasiani bisa menjadi "album tulisan" saya.

Saya sebenarnya punya blog pribadi yang dibuatkan oleh anak sahabat saya. Berarti sudah 2 tahun ini berjalan. Maksudnya biar saya leluasa mencurahkan segala perasaan saya saat menjalani pengobatan kanker. Ya... hitung-hitung hiburan buat saya. Tapi saya merasa kurang ada sensasi dan kurang greget. Maka, saya putuskan bergabung bersama keluarga besar Kompasiana.

***

Menulis bagi saya, selain karena hobi, juga sebagai "bekal" kelak saya tua. Saya ingin seperti mereka yang meski sudah tidak lagi muda tapi masih enerjik, masih bisa beraktifitas, masih bisa mengurus diri sendiri, tidak pikun atau dimensia atau sejenisnya.

Ayah saya saja di usia 82 tahun masij bisa beraktifitas, masih suka mengurus tanaman. Kebetulan ayah saya pensiunan Departemen Pertanian (sekarang Kementerian Pertanian). Masih bisa merenovasi rumah. Bisa jadi karena ayah saya terbiasa menulis modul pengajaran saat menjadi dosen, dan kebetulan saya turut membantunya mengetik  dengan mesin tik.

Kalau ibu saya, di usianya yang ke-77, juga tetap enerjik. Masih bisa beraktifitas tanpa harus dibantu orang lain. Masih sering masak untuk ayah, adik, dan abang saya yang kebetulan tinggal bersama orangtua saya. Masih bisa ke sana ke sini sendirian tanpa ditemani.

Nah saya juga ingin seperti itu kelak ketika rambut sudah memutih semua.

Berdasarkan ilmu yang saya dapat dari seminar-seminar yang saya ikuti, menulis bisa menjadi semacam "senam otak" yang tentu saja menyehatkan otak. Menulis, terlebih dengan tangan dapat mengasah otak dan membuat kita tidak cepat pikun. Menulis apa yang kits alami sehari-hari juga dapat melatih otak sekaligus meningkatkan daya ingat di kemudian hari.

Bagaimana, apakah sependapat dengan saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun