Apa mungkin karena gaya kepemimpinan yang lebih emosional dan "meledak-ledak"? Mungkin karena kelahiran Jawa Timur, jadi wajar saja gaya komunikasi yang tercitrakan keras dan tegas karena kebiasaan masyarakat yang dipimpinnya kebanyakan juga berwatak keras. Begitu yang terlihat oleh saya.
Kalau tidak keras dan tegas, bisa jadi warganya tidak akan berubah menjadi lebih baik. Meski perempuan, sikap tegas dari pemimpin memang perlu ditunjukkan. Toh, ia juga tidak segan-segan turun tangan dan terjun langsung mengatasi permasalahan yang dialami kota yang dipimpinnya. Tidak sekedar "mencak-mencak". Tak heran jika ia menjadi figur wali kota yang sangat dicintai oleh masyarakat Surabaya.
Ketika saya bersilaturahmi dengannya di kantornya empat tahun lalu, ia sampaikan program-programnya terutama dalam  perlindungan perempuan dan anak. Yang saya dapati sosok yang humble, sederhana, dan merakyat. Tak terlihat ia sebagai sosok yang "garang" seperti berita-berita yang saya baca. Ia malah banyak mengumbar senyum.
Sebagai seorang ibu, saya mencoba memposisikan diri sebagai seorang Risma. Ibu yang tengah "kalut" karena menghadapi anak-anaknya (warganya) yang sedang sakit keras akibat Covid-19. Sebagai ibu, saya pasti menginginkan yang terbaik juga agar anak-anak saya sembuh seperti keadaan sebelumnya. Yang tak ingin nyawa anak-anak terenggut begitu saja. Memohon dengan amat sangat kepada dokter sambil menangis agar memberikan perawatan yang maksimal kepada anak-anak.
Tapi kalau sampai harus bersujud di kaki sang dokter, saya pasti tidak akan mau. Itu sama saja saya merendahkan diri saya pada makhluk bernama manusia. Itu bukan contoh yang baik untuk ditonton anak-anak. Itu dalam pandangan saya ya. Jadi sampai saat ini saya masih gagal paham dengan "aksi sujud"nya itu.
Ya sudahlah, saya tak perlu mempersoalkannya lagi. Saya bukan pakar politik, juga bukan politikus, bukan orang pemerintahan. Tapi sebagai sesama perempuan saya hanya bisa berdoa semoga ia selalu diberi kesehatan, kekuatan, kesabaran, ketegaran, dan perlindungan, dalam menjalan amanahnya sebagai Walikota Surabaya yang akan berakhir pada 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H