Di wilayah saya, Kota Depok, Jawa Barat, pembelajaran jarak jauh (PJJ) para siswa SD/SMP/SMA diperpanjang hingga 18 Juni 2020 sebagaimana surat edaran Dinas Pendidikan Kota Depok yang dishare wali kelas anak-anak saya di group WhatsApp. Jadi, anak-anak kembali belajar di rumah.
Dan, itu berarti, waktu saya mendampingi anak-anak mengerjakan tugas diperpanjang juga. Ya, tidak masalah. Sebagai orangtua ya saya berkewajiban mendampingi dan mengarahkan anak-anak saya. Apalagi waktu saya begitu luang karena aktifitas pekerjaan saya sehari-hari dikerjakan di rumah juga.
Seperti tadi jam 7 pagi, anak bungsu saya, Fattaliyati Dhikra, siswa kelas 2 SD, mendapatkan tugas membuat karya dari bahan-bahan bekas yang bisa didaur ulang. Tugas ini dishare wali kelas di group. Karyanya bisa berupa kartu ucapan atau lainnya.
Saya pun berdiskusi dengan si kecil, sambil mencari inspirasi di YouTube. Kira-kira karya apa yang bisa dikerjakan tanpa ribet oleh anak saya? Bukankah untuk menghasilkan produk kreatif membutuhkan kesabaran dan enjoy? Sesuatu yang mungkin agak sulit dilakukan oleh usia anak saya.
Jadilah saya mengitari rumah saya untuk melihat-lihat barang bekas apa yang bisa dipakai. Botol shampo? Kardus mie instan? Kardus susu? Botol minuman mineral? Minuman kaleng? Kaleng kue? Tapi sepertinya ribet juga.
Selanjutnya saya menyerahkan pengerjaan produk kreatif itu kepada anak saya. Tentu saja setelah saya berikan arahan. "Dikasih lem de, terus ditempeli kertas ini. Terserah pilih warna yang mana. Suka-suka ade," kata saya kepada si kecil yang biasa saya panggil adelia, singkatan dari ade aliya.
Setelah selesai, yang kira-kira membutuhkan waktu 1 jam, yang diselingi si kecil bermain handphone, jadilah karya anak saya itu. "Kurang rame atau nggak nih de?" tanya saya yang dijawab "tidak". Hasil karya ini saya foto lalu saya kirim ke ibu Wali Kelas ke nomor kontak WA-nya. Beberapa menit kemudian, ibu guru memberikan nilai 90 untuk hasil karya si kecil.
Menurut literatur yang saya baca, kegiatan yang berhubungan dengan seni (kreatif) merangsang anak untuk berimajinasi, memecahkan masalah, serta mengasah kemampuan anak untuk mewujudkan imajinasinya. Jika orangtua ikut mendampingi atau ikut bersama-sama membuat karya kreatif akan meningkatkan kehangatan hubungan anak dan orangtua.
Jadi saya bersyukur, anak saya mendapat tugas semacam ini. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa kita harus "terkurung" di dalam rumah. Tidak bisa dipungkiri rasa bosan akan melanda anak. Dan, menurut saya, mengerjakan karya kreatif ini bisa menghilangkan kebosanan anak. Setidaknya dapat dilihat dari antusiasnya anak untuk mengerjakan tugas tersebut.