Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah menjadi tempat utama berlangsungnya majelis ilmu. Para ulama mengajarkan berbagai disiplin ilmu, mulai dari tafsir, hadis, hingga ilmu alat seperti nahwu dan balaghah. Majelis ini terbuka untuk semua orang, sehingga menciptakan atmosfer belajar yang inklusif. Â
- Sistem Sanad
Salah satu ciri khas tradisi keilmuan Islam adalah sistem sanad, yaitu jalur transmisi ilmu dari guru ke murid. Di Harmayn, para ulama sangat memperhatikan keabsahan sanad, sehingga ilmu yang disampaikan memiliki otoritas yang tinggi. Â
- Karya Tulis
Para ulama yang tinggal di Harmayn juga banyak menulis kitab-kitab yang kemudian disebarkan oleh murid-murid mereka ke berbagai wilayah. Kitab-kitab ini tidak hanya berisi ilmu agama, tetapi juga panduan etika, politik, dan sosial. Â
- Hubungan Internasional
Kehadiran jamaah haji dari berbagai negara memberikan peluang bagi ulama Harmayn untuk menyebarkan pengaruh mereka ke luar negeri. Para murid yang pulang ke negaranya membawa ilmu dan kitab yang mereka pelajari di Harmayn, sehingga jaringan keilmuan ini terus meluas. Â
Pengaruh Harmayn pada Dunia Islam
Harmayn memainkan peran penting dalam membentuk wajah intelektual dunia Islam. Jaringan ulama yang terbentuk di kota ini tidak hanya menyebarkan ilmu agama, tetapi juga membantu memperkuat identitas Islam sebagai agama yang universal. Â
Sebagai contoh, para ulama yang belajar di Harmayn sering kembali ke kampung halaman mereka sebagai tokoh agama yang disegani. Mereka mendirikan madrasah, mengajarkan kitab-kitab yang mereka pelajari, dan menjadi pemimpin masyarakat. Di Nusantara, misalnya, banyak ulama seperti Syekh Yusuf Al-Makassari dan Hamzah Fansuri yang mendapatkan pengaruh dari tradisi keilmuan Harmayn. Â
Selain itu, Harmayn juga menjadi pusat perkembangan tarekat-tarekat sufi, yang menyebar luas ke wilayah-wilayah seperti Afrika Utara, Asia Tengah, dan Asia Tenggara. Melalui ajaran tasawuf, Harmayn membantu memperkuat dimensi spiritual dalam kehidupan umat Islam. Â