Mohon tunggu...
MARIA ULFA
MARIA ULFA Mohon Tunggu... -

Mahasiswi FKIP Sosiologi-Antropologi\r\nUniversitas Sebelas Maret\r\nangkatan 2010\r\n\r\nfind me on http://www.twitter.com/@mariulfa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi dalam Kampung Global

26 Maret 2011   05:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uraian berikut ini adalah bebera kutipan dari buku 'Sosiologi dengan Pendekatan Membumi' karya James M. Henslin, Amerika-Serikat.

Seperti kita ketahui bersama, kebudayaan terdiri dari tujuh unsur universal. Disamping itu juga terdapat 3 wujud kebudayaan, antara lain : ide, material, dan aktivitas.

Nah yang akan kita bahas di sini adalah kebudayaan manusia dalam wujud material. Dalam buku itu disebutkan bahwa inti kebudayaan material suatu kelompok terletak pada teknologinya.

Sewaktu di sekolah dasar dulu, kita semua tahu bahwa teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan segala aktivitas. Semakin kesini, kita juga tahu bahwa teknologi dapat merealisasikan ide-ide kreatif kita dalam bentuk yang konkret. Namun, apa sesungguhnya kegunaan teknologi yang diciptakan oleh manusia dan untuk manusia ini?

Jika ditinjau dari segi sosiologis, arti teknologi bukan sekedar peralatan untuk membantu manusia.
Teknologi menetapkan suatu kerangka bagi kebudayaan nonmaterial suatu kelompok. Berarti disini dimaksudkan bahwa teknologi bukan hanya sekedar wujud kebudayaan material, tetapi juga nonmaterial.

Mulai bingung?
Begini teman-teman..
Jika teknologi suatu kelompok berubah, maka demikian pula halnya cara berpikir orang dan bagaimana mereka saling berhubungan. Contohnya dalam dunia informasi, dengan adanya teknologi canggih INTERNET, maka semua berita dari belahan dunia manapun kini dapat di anda terima dalam waktu sepersekian detik. Kemudian orang menjadi kritis terhadap pemberitaan yang tersebar di dunia maya. Siapapun bisa berkomentar dan mengeluarkan pendapat sesuka hati mereka. Setiap individu pun merasa merdeka melakukan aktivitas apa saja di internet.

Sayangnya, kecanggihan teknologi seperti ini di Indonesia, tidak dibarengi dengan kemajuan berfikir dan kemampuan memfilter apapun yang ada di internet. Kita seakan menelan mentah-mentah apa yang disuguhkan oleh globalisasi. Mulai dari news, hiburan, metode pembelajaran, seni budaya, kriminalitas, pornografi, pencemaran nama baik dan perjudian online kini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang melek teknologi.

Hal tersebut seperti apa yang diteorikan oleh sosiolog Ogburn mengenai Cultural lag/ketimpangan budaya. Bahwa kebudayaan material suatu kelompok berubah lebih cepat daripada kebudayaan nonmaterialnya.

Bangsa ini sudah mengalami perubahan teknologi yang cukup pesat. Namun, perubahan tingkah pola sebagai 'user' teknologi yg tepat guna, masih menjadi PR untuk KITA.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun