Ada ungkapan yang familiar di telinga kita yaitu DIAM ITU EMAS. Orang yang mampu menahan diri untuk tidak banyak mengeluarkan kata-kata, berarti ia memiliki hati yang baik yang tersimpan rapat di dirinya serta memiliki pemikiran serta pengetahuan yang luas, tetapi tidak mau dipamerkan ke orang lain. Begitu kira-kira pengertian salah satu peribahasa yang sering kita dengar sejak jaman SD dulu.
Saya bukannya hendak mematahkan peribahasa tersebut. Namun coba kita tilik lebih dalam, apakah benar jika kita diam saja- nantinya akan berkilau seperti emas?
Ada sebuah tweet di jejaring sosial TWITTER yang bagi saya cukup menggelitik. Begini kira-kira bunyinya, 'Diam itu emas, tetapi berbicara..adalah berbagi'.
Ya, buat saya itu tepat sekali dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Guru jika tak banyak bicara, muridnya takkan tahu apa saja rahasia di balik ilmu pengetahuan. Orangtua jika hanya diam saja, anaknya takkan tahu tentang arti kehidupan. Senior jika tak mau berbagi cerita, juniornya takkan mengerti soal pengalaman bergerak. Begitu seterusnya kehidupan itu terus berjalan karena ada orang-orang yang senantiasa membagi kisahnya dengan orang lain. Bukan hanya diam.
Kita ingat bagaimana kaum cendikiawan berteriak lantang untuk Indonesia merdeka. Kita juga ingat bagaimana mahasiswa-mahasiswa turun ke jalan sambil menyerukan reformasi. Semuanya bersuara. Semuanya teriakan apa mau mereka. Semuanya bergerak. Semuanya berjalan untuk kemajuan bangsa ini.
Jadi diam bukanlah pilihan. Bukan pula kan menjadi emas yang berkilauan.
Kita ini manusia. Bukan benda mati. Kita ini makhluk hidup yang bisa bergerak.
Sekali lagi diam bukanlah pilihan. Bergerak, berbicara, menulis, mengeluarkan pendapat.. itu semua fitrah manusia. Meski ada kalanya manusia harus berdiam untuk merenung dan mendengarkan orang lain berbicara.. manusia adalah manusia. Bukan sebatang emas.
Berbagilah semasih bisa,
Bergeraklah semasih mampu,
Jangan diam saja,, karna manusia bukanlah sebatang emas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H