Awalnya mungkin Bowo aktif di Tik Tok hanya untuk seru-seruan sebelum akhirnya seperti candu setelah mendapat begitu panyak followers. Candu yang melahirkan fanatisme dan rentan merusak mental. Seperti mengunyah Alpenliebe terlalu banyak sehingga menghasilkan rasa pahit. Hihi
Semakin mudah seseorang terkenal, semudah itu pula ia akan merdup. Itulah hukum instan yang berlaku, pijakannya tidak kuat dan kualitasnya tidak genuine-dipaksa. Bowo Alpenliebe akan tenggelam dan berganti dengan Bowo chocholatos mungkin? Kita perlu siap mental menerimanya. Sebab dahsyatnya kemajuan teknologi tak bisa kita bendung. Upaya pemerintah dengan menghapus Tik Tok dari penelusuran online (masih bisa buka via aplikasi), saya rasa belum cukup menjadi sebuah solusi karena masalah utamanya bukanlah pada aplikasi Tik Tok sebab ia bisa berubah wujud menjadi apa saja, namun pada sikap mental yang dimiliki oleh remaja.Â
Mari kita mengajak anak untuk bisa menggunakan gadget dengan bijak. Beri pemahaman dan gambaran kepada mereka dalam memilih komunitas dan bagaimana berinteraksi dengan baik di medsos. Satu hal yang tak kalah penting adalah pengawasan. Penanaman nilai, norma dan moral mutlak diperlukan mulai dari keluarga, lingkungan sekolah, dan pergaulan. Kita harus  mengupayakan dan merekayasanya. Dibutuhkan kepedulian dari kita semua.
Salam Alpenliebe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H