Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Puasa, Jangan Buka Warung!

10 Juni 2015   17:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Puasa Ramadhan sebulan penuh diharapkan menjadi sarana peragian rohani. Melatih mentalitas dan kejiwaan. Apa nggak merugi dan nelangsanya saya, jika dari tahun ke tahun, puasa saya begini-begini saja. Puasa karena memang bulan Ramadhan, puasa yang karena suasananya harus mendukung, puasa yang hanya sebatas urusan nggak makan dan nggak minum. Dan ritus puasa hanyalah satu cara untuk mencapai kualitas kepribadian tertentu.

Tolok ukur keshalehan seseorang justeru pada efek atau output dari puasanya pada perilaku sehari-hari. Apa nggak malu, saat saya masih saja ribut dan mengecam warung yang buka di siang hari selama Ramadhan dengan dalil mengganggu kekhusyukan ibadah, lalu tanpa rasa bersalah, saya justeru rajin bergunjing, mencela, menipu, berdusta, berlaku curang, tidak adil? Yah, puasanya hanya puasa lahir-menahan lapar dan haus saja yang tantangannya nggak ada lagi, karena memang nggak ada warung makanan yang buka. Yakin, puasanya akan jauh lebih berkualitas dan khusyuk jika tak ada warung yang buka? Artinya, lebih baik fokus ke dalam, perbaiki kualitas ibadah diri.

Jika mau dan serius, tegur saja mereka yang menurut penalaran akal sehat, harusnya puasa dengan seenaknya buka warung, merokok, makan di tempat terbuka. Bukan hanya berkoar-koar di media sosial mengecam perilaku tersebut tetapi justeru cuek saat menemui realitas di lapangan.

Akhirnya, dikembalikan kepada penjual makanan. Apa orientasi usahanya, semata-mata bisnis mencari keuntungan duniawi atau keberkahan rizki? Saya tidak berhak menghakimi kualitas keagamaan seseorang. 

Allahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun