Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Reaksi Spontanitas Ungkap Kepribadian

9 Mei 2014   05:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam ilmu psikologi salah satu yang dipelajari adalah bagaimana kita dapat mengenali pribadi seseorang melalui perilaku yang ditampilkannya. Meski demikian psikologi bukanlah sebuah ilmu ramalan dan tebak-tebakan, sebab pengenalan pribadi tersebut melalui sebuah pengamatan empiris atas tingkah laku yang diperlihatkan individu dan melalui penelitian yang panjang.

Di dunia nyata, kita akan dengan mudah mengenali tipe kepribadian seseorang saat berinteraksi langsung dengan mereka. Meski kadang seseorang mencoba untuk selalu menampilkan yang baik-baik saja di hadapan kita karena kelihaiannya mengatur tutur kata dan sikap dengan baik, suatu saat akan ketahuan pribadi aslinya. Kemarin, penulis tidak percaya saat seorang teman menceritakan si A yang selama ini tampak santun ternyata mampu mengeluarkan kalimat kasar (isi kebun binatang) kepada suaminya (yang telah lama menderita sakit) di rumahnya - dan ini kerap dilakukannya. Penulis meyakini, kondisi tertekan dan putus asa membuat A tidak lagi mampu untuk memoles kata-katanya.

Lalu bagaimana dengan dunia maya di mana seseorang tak dapat berinteraksi secara tatap muka langsung dan tidak dapat melihat bagaimana ia bersikap? Memang tidak semudah saat bertatap muka  langsung untuk mengetahui kepribadian lawan interaksi di dunia maya. Kita dapat saja dibuat kagum oleh status atau tulisan-tulisan yang dibuatnya. Untuk sebagian orang, mungkin kita bisa dapat dengan mudah mengira-ngira tipe kepribadian si penulis, namun sebagian lainnya yang pandai menyembunyikan diri akan cukup sulit diterka tipe kepribadiannya. Sebab tulisan yang dilempar ke khalayak adalah hasil dari proses pemikiran dan kesadaran penulisnya. Maka diperlukan pengamatan lebih jauh untuk kita dapat mengetahui kepribadiannya.

Spontanitas - reaksi reflektif adalah satu celah untuk membantu melihat kepribadian seseorang termasuk di dunia maya. Sebab spontanitas merupakan manifestasi dari kebiasaan yang telah terbentuk. Contoh sederhana; saat terjatuh, biasanya seseorang refleks mengucapkan sesuatu. Bagi individu yang terbiasa mngucapakan kata-kata baik, secara refleks ia akan mengucap kata yang baik. Sebaliknya, seseorang yang biasa mengeluarkan kata-kata kasar, secara refleks yang keluar dari mulutnya adalah umpatan dan makian.

Begitu pun bagaimana reaksi spontan dan refleks seseorang saat berkomentar di artikel orang lain, bagaimana ia merespon dan menanggapi pendapat orang lain merupakan manifestasi kebiasaannya saat dihadapkan pada kondisi serupa secara berulang-ulang. Secara tidak sadar ia tengah membongkar topeng (persona)nya. Pembaca juga bisa mengenal penulis artikel ini dengan melihat dan membaca komentar-komentarnya di artikelnya atau di artikel yang disinggahinya.

Untuk memahami bagaimana sebuah kepribadian terbentuk, seorang pakar psikologi - Hans J. Eysenck menjelaskan bahwa kepribadian merupakan organisasi tingkah laku yang terdiri dari empat tingkatan hirarkis. Urutan hirarkis dari posisi terendah hingga tertinggi adalah sebagai berikut;

1.Respon spesifik, bagaimana seseorang merespon setiap kejadian yang ditemuinya.

2.Kebiasan tingkah laku atau berpikir yang merupakan kumpulan respon spesifik, tingkah laku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

3.Trait, adalah kumpulan respon yang senada (sama) terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama. Ini merupakan disposisi (watak) kepribadian yang penting dan permanen.

4.Tipe, sebuah hirarki puncak yang merupakan kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam satu dimensi yang luas.

Mungkin kita tidak sadar bahwa bagaimana cara kita merespon setiap stimulus akan membentuk sebuah kebiasaan - terus menerus dilakukan akan menjadi sifat yang melekat dan membentuk sebuah tipe kepribadian.

Meskipun tipe dapat diartikan sebagai sebuah pengelompokan sifat yang sama,  tidak berarti setiap individu yang masuk dalam satu tipe kepribadian akan selalu menunjukkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan sifat mereka dengan cara yang berbeda dan karenanya manusia disebut unik.

****

Sebagai gambaran, penulis sertakan tipe-tipe kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli:

Tipe kepribadian menurut Hippocrates dan Galenus:

1.Tipe melankolis; individu dengan tipe ini memiliki sifat pemurung, pesimistis, penuh curiga.

2.Tipe sanguinis; individu dengan tipe ini memiliki sifat periang dan optimistis.

3.Tipe flegmatis; individu dengan tipe ini memiliki sifat lamban, pemalas, tenang, pesimistis, teguh pendirian.

4.Tipe koleris; individu dengan tipe ini memiliki sifat lekas naik darah, sukar mengendalikan diri, dan agresif.

Tipe kepribadian menurut Carl Gustav Jung:

1.Tipe ekstrovert; mereka yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya (lebih terbuka dengan orang lain dalam banyak hal).

2.Tipe introvert; mereka yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya (lebih tertutup dengan orang lain, mampu memilah mana yang boleh dikonsumsi publik dan mana yang tidak).

Tipe kepribadian menurut Kretschmer:

1.Tipe atletis; tubuh besar, berotot kuat, kekar dan tegap, berdada lebar. Tipe ini sulit bergaul, memiliki kebiasaan yang tetap, kurang adaptif, dominan, angkuh, egois, dan bepikir sebelum bertindak.

2.Tipe astenis; tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan dan kaki kecil (Tipe ini memiliki sifat yang sama dengan tipe atletis)

3.Tipe piknis; bertubuh gemuk, wajah bulat, pendek, leher pendek ( Tipe ini mudah bergaul, suka humor, adaptif, fleksibel, pemaaf, kurang setia, dan tidak konsekuen).

4.Tipe displastis; kombinasi dari ketiga tipe di atas

Tipe kepribadian menurut Eysenck:

1.Tipe ekstraversi vs introversi. Individu dengan tipe ekstraversi memiliki kecenderungan sifat seperti mudah bersosialisai, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi, riang, dominan, bersemangat, dan berani.

2.Tipe neurotisme vs stabilita. Individu dengan tipe neurotisme memiliki kecenderungan sifat seperti mudah cemas, tertekan, rasa berdosa, harga diri yang rendah,tegang, irasional, malu, murung, dan emosional.

3.Tipe psikotisme vs fungsi superego. Individu dengan tipe psikotisme yang tinggi memiliki kecenderungan watak agresif, dingin, egois, impulsif, impersonal, antisosial, tidak empatik, kreatif, dan keras hati. Sebaliknya, jika psikotismenya rendah memiliki kecenderungan sifat seperti tenang, mudah akrab, empatik, kooperatif, dan sabar.

Yang mana tipe kepribadian Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun