Guru dan Guru Inspiratif
Guru adalah suatu profesi yang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, mengamanatkan bahwa guru merupakan profesi yang mengedepankan profesionalitas. Dalam RUU Guru (pasal 1 ayat 4) dinyatakan bahwa: “professional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain”. Guru adalah suatu profesi yang mulia, tugasnya disamping mengajar adalah mendidik. Guru memegang peran yang penting dalam proses pendidikan, karena bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku (moral) siswa, maka sudah selayaknya guru harus terus menerus berupaya meningkatkan profesionalitasnya.
Guru inspiratif adalah guru yang mampu memberikan stimulasi mental pada siswa-siswanya. Stimulasi mental ini mempengaruhi siswa tidak hanya pada aspek kognitif tetapi melibatkan rasa atau emosi positif sehingga memberi dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman siswa. Semakin banyak emosi positif yang dirasakan oleh siswa pada waktu belajar, maka penguasaan materi pelajaran akan semakin baik. Menurut Myers (2004) emosi adalah kumpulan pengalaman psikologis seseorang yang berinteraksi dengan pengaruh internal dan eksternal. Menurut Matsumoto (2009) emosi dapat tampil dalam bentuk reaksi fisiologis, perilaku yang tampak dan pengalaman sadar.
Oleh karena itu emosi sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Emosi positif memberikan dampak positif bagi individu dan orang di sekitarnya. Salah satu tugas guru adalah menciptakan perubahan pada siswa, baik perubahan kognitif maupun perubahan sikap dan tingkah laku. Tugas guru tidak mudah, dan tidak semua orang dapat melakukan tugas sebagai guru. Menurut Anwar (2002) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru yaitu:
(1) bertaqwa kepada Allah SWT. Hal ini jelas karena guru harus memberi teladan yang baik pada siswanya;
(2) guru harus berilmu, tidak sekedar memiliki ijasah. Guru yang dangkal penguasaan ilmunya akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan siswanya. Sekarang ini guru bukan satu-satunya sumber belajar, sehingga kalau guru kurang menguasai materi akan ditinggalkan oleh siswanya;
(3) sehat jasmani, sangat membantu kelancaran guru dalam mengabdikan diri untuk mengajar, mendidik dan memberikan bimbingan pada siswanya;
(4) berkelakuan baik, karena guru harus mengembangkan akhlak yang mulia, maka guru harus memberi contoh berakhlak mulia lebih dulu.
Di Indonesia khususnya di Jawa gaya paternalistik masih sangat kuat sehingga tidak mungkin guru dapat mengajar siswanya untuk berakhlak mulia sementara dirinya sendiri meninggalkan nilai-nilai akhlak mulia. Diantara akhlak mulia yang perlu dicermati adalah sikap sabar dalam menghadapi suatu persoalan, disiplin dalam menunaikan tugas, jujur dalam menyelesaikan pekerjaan, bersikap adil pada semua orang, mampu menjalin kerja sama dengan orang lain dan menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
Guru harus kritis, kreatif dan inovatif di era global. Sekarang ini era informasi. Banyak sekali informasi, yang baik maupun yang buruk melalui berbagai media. Dalam situasi semacam ini guru juga mempunyai kewajiban membantu siswa melakukan pilihan dalam hidup mereka. Untuk dapat membantu siswa menentukan pilihan, jelas guru harus dapat melakukan pemilihan dalam hidup mereka sendiri. Guru perlu mengembangkan sikap kritis, keterampilan melakukan pemilihan serta mengambil keputusan secara bijak. Siswa perlu dibantu untuk melihat persoalan 5 dengan berbagai kemungkinan. Ini hanya mungkin terjadi bila guru membiasakan diri berpikir rasional, kritis, kreatif dan inovatif. Guru seperti ini disebut guru yang inspiratif karena mampu menginspirasi siswanya untuk selalu belajar, mencapai cita-cita mulia, memajukan bangsa.
Guru inspiratif bukanlah seorang guru yang hanya sekedar mengejar kurikulum. Akan tetapi, guru mampu mengajak siswa-siswanya berpikir kreatif, 15melihat sesuatu dari luar kemudian mengubahnya di dalam serta membawa kembali ke luar, yakni ke masyarakat luas. Guru inspiratif melahirkan pemimpin pembaharu yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama yang sudah tidak relevan lagi.