Mohon tunggu...
Neng Diyan
Neng Diyan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Buku ke Film

15 Maret 2016   14:04 Diperbarui: 15 Maret 2016   14:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Periode 2 tahun terakhir ini bagiku adalah tahun film, bukan tahun buku. Jumlah film yang aku tonton selama 2 tahun terakhir ini jauh lebih banyak daripada jumlah buku yang aku baca. Rasanya tidak pantas lagi menyebutkan membaca buku sebagai hobi, saat ini lebih tepat menyebutkan nonton film sebagai hobi.

Kalau bagi yang suka baca buku ada situs Goodreads untuk men-track (baca: mencatat secara digital) koleksi buku, bagi yang suka nonton film ada situs IMDB. Tercatat kurang lebih ada 225 film besutan tahun 2013-2015 yang aku tonton selama 2 tahun terakhir ini, jadi rata-rata sekitar 4-5 film dalam 1 pekan.

Masih setuju dengan tag-line nya Goodreads Indonesia, "Baca itu Seru", hanya saja mungkin saat ini sedang episode nya lagi senang dan menikmati nonton film. Kecuali horor dan vandalisme (baca: sadis, berdarah-darah), hampir semua genre film aku tonton. Ternyata banyak juga film yang merupakan adaptasi dari buku. Pernyataan yang selalu terucap, "Lebih bagus bukunya, daripada filmnya", menurutku masing-masing punya ruang lingkupnya yang tidak bisa diperbandingkan apple-to-apple.

Sebuah scene dari film "Saving Mr. Banks (2013)" yang menceritakan tentang bagaimana seorang Walt Disney berusaha meyakinkan P.L. Travers agar menyetujui buku Mary Poppins karangannya untuk diadaptasi ke film cukup bagus untuk menggambarkan hal ini. Betapa ketatnya P.L. Travers menjaga setiap aspek di buku --yang menurut Walt Disney tidak serta merta bisa bagus di film--, dan pada akhirnya Travers menyetujui untuk mempercayakan sepenuhnya proses adaptasi setelah Disney berjanji "I swear, that every time a person walks into a movie house, they will see, George Banks being saved. They will love him and his kids.."

Setuju dengan Disney, that's the point.

Buku memang beda dengan film. Apa yang bagus di buku, belum tentu bagus juga di film. Dan sebaliknya, apa yang biasa saja di buku, bisa bagus jadinya di film. So, just accept that reality. Kalau lagi baca buku, nikmati saja bagusnya buku itu, pas nonton film, nikmati saja bagusnya film itu. As simple as that.

Ada satu perbedaan yang mencolok antara buku dan film, yaitu sampai saat ini belum ada ajang penghargaan seperti Academy Award (Oscar) ataupun Golden Globe Award untuk buku. Penghargaan buku terbaik masih terbatas pada cakupan lokal masing-masing, seperti Goodreads Choice Awards Best Books, The Whiting Awards, atau The New York Times Best Books, ataupun label Best-Seller pada buku.

Itulah yang membuat terasa exciting menyaksikan ajang Academy Award, secara aku baru lihat 2 tahun terakhir, yang terbaru adalah Academy Awards 2016 yang digelar 28 Februari 2016 kemarin di Dolby Theater, Hollywood. Yang menarik bukan tentang keglamorannya, melainkan tentang film-film yang masuk menjadi nominasi dan pemenangnya.

Salah satu kategori yang menarik perhatianku adalah Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published. Pada tahun ini semua film yang masuk nominasi di kategori ini adalah adaptasi dari buku/novel: Brooklyn (novel by Irish author Colm Tóibín - 2009), Carol (novel The Price of Salt by Patricia Highsmith - 1952), The Big Short (non-fiction book by Michael Lewis - 2010), The Martian (science fiction novel written by Andy Weir - 2011), dan Room (novel by Irish-Canadian author Emma Donoghue - 2010).

Dan, tidak sedikit pula pada kategori yang lain, film adaptasi dari buku masuk nominasi dan bahkan jadi pemenangnya, seperti kategori best actress pemenangnya adalah aktris di film Brooklyn, kategori best actor pemenangnya juga adalah aktor di film The Revenant (novel by American author Michael Punke - 2002).

Itu cukup menjadi bukti bahwa banyak buku yang diadaptasi ke film dan hasilnya luar biasa bagus, kualitas Oscar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun