Mohon tunggu...
NENG APRIANTI
NENG APRIANTI Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110012 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.e., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K.02_Quiz to 21 September_Pemeriksaaan Pajak_Pemikiran Gadamer untuk Memahami Mekanisme dan Alur Pemeriksaan Pajak

26 September 2024   02:30 Diperbarui: 26 September 2024   06:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa Itu Konsep Hermeneutika Hans-Georg Gadamer?

Hans-Georg Gadamer mengembangkan teori hermeneutika yang menekankan pentingnya pemahaman dan interpretasi dalam komunikasi dan pengetahuan. Menurutnya, pemahaman bukan hanya tentang menemukan makna dari teks atau situasi, tetapi juga tentang dialog dan interaksi antara subjek yang memahami dan objek yang dipahami. Gadamer menekankan bahwa setiap pemahaman terjadi dalam konteks sejarah dan budaya yang tertentu, yang disebutnya sebagai "situasi historis."

Konsep ini sangat relevan ketika kita mencoba memahami mekanisme dan alur pemeriksaan perpajakan, di mana interaksi antara wajib pajak dan otoritas pajak sangat bergantung pada pemahaman yang benar terhadap regulasi dan praktik perpajakan. Pemeriksaan perpajakan bukanlah proses mekanis, tetapi merupakan dialog yang membutuhkan pemahaman kontekstual.

Gadamer juga mengemukakan bahwa setiap pemahaman dibentuk oleh praanggapan. Dalam konteks pemeriksaan pajak, praanggapan ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti kebijakan pemerintah, persepsi publik tentang kewajiban perpajakan, dan pengalaman sebelumnya baik dari otoritas pajak maupun wajib pajak. Misalnya, jika otoritas pajak memiliki praanggapan bahwa sebagian besar wajib pajak tidak jujur, ini dapat memengaruhi cara mereka melakukan pemeriksaan, termasuk pendekatan yang lebih agresif.

Pentingnya Hermeneutika dalam Pemeriksaan Perpajakan

Sistem self-assessment dirancang untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Dalam pendekatan ini, diharapkan wajib pajak akan bersikap jujur dan akuntabel, karena mereka bertanggung jawab penuh atas laporan dan pembayaran pajak mereka. Meskipun demikian, risiko ketidakpatuhan tetap ada. Oleh karena itu, otoritas pajak perlu melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa sistem ini berfungsi dengan baik.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pemeriksaan perpajakan adalah proses di mana otoritas pajak mengevaluasi kepatuhan wajib pajak terhadap undang-undang perpajakan. Dalam proses ini, pemahaman terhadap teks hukum, peraturan, dan dokumen keuangan sangat penting. Hermeneutika Gadamer menawarkan kerangka untuk memahami bagaimana berbagai interpretasi bisa muncul dalam konteks perpajakan. Hal ini dapat membantu untuk mengidentifikasi potensi konflik antara wajib pajak dan otoritas pajak, serta memberikan panduan untuk dialog yang konstruktif.

Mengapa Hermeneutika Penting dalam Pemeriksaan Perpajakan?

  • Kompleksitas Hukum Perpajakan : Hukum perpajakan sering kali kompleks dan sulit dipahami. Ada banyak peraturan yang sering berubah, serta interpretasi yang beragam. Dalam konteks ini, hermeneutika membantu dalam memahami teks hukum dengan cara yang lebih holistik. Gadamer berpendapat bahwa pemahaman bukan hanya tentang menafsirkan kata-kata, tetapi juga tentang memahami konteks dan tradisi yang mendasari teks tersebut.
  • Dialog antara Wajib Pajak dan Otoritas Pajak : Pemeriksaan perpajakan adalah proses interaktif. Wajib pajak dan otoritas pajak berkomunikasi dan bernegosiasi untuk mencapai pemahaman yang sama. Hermeneutika menggarisbawahi pentingnya dialog ini. Dalam dialog, kedua belah pihak dapat saling menjelaskan sudut pandang mereka, yang dapat mengurangi konflik dan meningkatkan kepatuhan pajak.
  • Menghadapi Ambiguitas dan Ketidakpastian : Hukum perpajakan sering kali mengandung ambiguitas. Dalam situasi seperti ini, hermeneutika berfungsi untuk membantu para praktisi dan wajib pajak untuk menemukan makna yang relevan. Pemahaman ini dapat membimbing keputusan dan tindakan yang diambil selama pemeriksaan perpajakan.

Bagaimana Menerapkan Hermeneutika Gadamer dalam Pemeriksaan Perpajakan?

  • Langkah pertama dalam menerapkan hermeneutika Gadamer adalah menetapkan konteks. Ini mencakup pemahaman terhadap sejarah, budaya, dan praktik perpajakan yang relevan. Misalnya, memahami bagaimana suatu regulasi perpajakan diterapkan dalam konteks ekonomi yang lebih luas bisa memberikan wawasan yang lebih dalam tentang niat pembuat undang-undang.
  • Dalam pemeriksaan perpajakan, dialog antara wajib pajak dan petugas pajak adalah kunci. Otoritas pajak harus membuka ruang untuk pertukaran ide, di mana wajib pajak bisa mengungkapkan pandangannya dan petugas pajak dapat menjelaskan kebijakan dan prosedur. Proses ini sejalan dengan prinsip Gadamer bahwa pemahaman terjadi melalui interaksi.
  • Petugas pajak dan wajib pajak harus menggunakan metode interpretatif dalam analisis dokumen. Ini termasuk memperhatikan konteks hukum, keuangan, dan sosial dari dokumen perpajakan. Misalnya, ketika menganalisis laporan keuangan, penting untuk mempertimbangkan bagaimana praktik akuntansi dapat mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan.
  • Hermeneutika Gadamer menekankan pentingnya fleksibilitas dalam penafsiran. Dalam pemeriksaan perpajakan, baik wajib pajak maupun petugas pajak harus bersedia untuk mempertimbangkan berbagai interpretasi dari suatu fakta atau regulasi. Dengan demikian, kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang lebih adil dan rasional.
  • Pemeriksaan perpajakan tidak hanya soal menemukan kesalahan atau kecurangan. Proses ini juga memerlukan refleksi tentang bagaimana interpretasi dan pemahaman berkembang selama interaksi. Menyadari bahwa pemahaman adalah suatu proses yang dinamis dapat membantu dalam mengurangi ketegangan dan membangun hubungan yang lebih baik antara wajib pajak dan otoritas pajak.

Mekanisme Pemeriksaan Pajak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun