Mohon tunggu...
Neng TyaOktariana
Neng TyaOktariana Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi

Universitas Nusa Putra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penurunan Ekspor Impor Kelapa Sawit di Cikidang akibat Covid-19

24 Juni 2021   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penurunan Ekspor Impor Kelapa Sawit Di Cikidang, Jawa Barat Akibat Covid-19

Oleh : Neng Tya Oktariana
Mahasiswa Akuntansi Universitas Nusa Putra

Indonesia terkenal akan Sumber daya Alam yang melimpah. Baik berupa bahan baku atau hasil olahannya. Indonesia kaya akan potensi minyak, seperti hasil dari olahan kelapa sawit, banyak sekali daerah -- daerah yang mengahsilkan kelapa sawit dan dijadikan sektor ekspor iimpor. Dengan begitu hasil ekspor impor kelapa sawit menjadi salah satu bahan untuk perkembangan ekonomi suatu negara. Pada tahun -- tahun sebelumnya ekspor impor kelapa sawit terpantau stabil, namun ada satu masa Indonesia dilanda masalah yakni wabahnya Covid-19. 

Virus Covid-19 ini mewabah ke Indonesia pada tahun 2020 awal tepatnya bulan Maret yang dampaknya tidak hanya pada salah satu sektor. Namun hampir seluruh lapisan bidang terkena dampaknya. Baik dari segi pendidikan, sosial, budaya, bahkan bidang ekonomipun terancam terdampak dan mengalami penurunan. Salah satunya pada kegaiatan ekspor impor kelapa sawit, karena mewabahnya virus covid-19 merubah kebijakan -- kebiajkan yang dimana segala hal kegiatannya banyak dibatasi, padahall ekspor impor merupakan satu hal penting untuk membantu perekonomian negara agar tetap stabil.

Ekspor Impor merupakan suatu unsur penting dalam laju pertumbuhan ekonomi suatu negara, tak terkecuali ekspor impor kelapa sawit di Cikidang, Jawa Barat merupakan salah satu sektor perekonomian terbesar di Sukabumi. Ekspor impor di Cikidang, Jawa Barat mengalami penurunan akibat kurangnya para pekerja di perkebunan kelapa sawit karena adanya Pandemi Covid-19.

Ekspor Impor kelapa Sawit mengalami penurunan pada Februari 2020 anjlok terdampak Pandemi Covid-19. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( GAPKI) mencatat, pada Agustus 2020, ekspor kelapa sawit turun dari 9% menjadi Rp25 triliun dibanding dengan bulan sebelumnya sekitar Rp 27,5 triliun. Penurunan volume ekspor ini di sebabkan oleh pengaruh Covid-19.

Kenaikan harga minyak sawit menyebabkan perbedaan cukup besar dibanding minyak nabati dan lain sebagainya, khususnya minyak kedelai membuat sebagian pengguna beralih. Terutama importir menunggu perubahan harga.

Industri kelapa sawit nasional sudah menunjukan ketahanannya di tengah pandemi, saat banyak sektor ekonomi terdampak pandemi Covid-19, industri kelapa sawit konsisten menjadi penyumbang devisa negara dan membuat surplus perdagangan. Perkebunan kelapa sawit yang tersebar memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah.

Kelapa sawit menjadi komoditas paling produktif penyumbang 42% dari total supply minyak nabati. Pada produksi satu ton minyak nabati, kelapa sawit membutuhkan lahan seluas 0,26 hektare lebih kecil dari sumber minyak nabati, lain seperti bunga matahari dan kedelai. Berkat harga kelapa sawit yang stabil, kesejahteraan para penghasil kelapa sawit di Cikidang, Jawa Barat tetap stabil.

Berikut adalah grafik produksi sawit pada tahun 2019-2020

Terlihat pada tabel diatas menunujukan bahwa pada tahun 2019-2020 Produksi Minyak kelapa sawit RI Merosot 9% Capai 23,5 juta Ton, pada tahun 2019 produksi kelapa sawit mencapai 50 Ribu Ton, pada tahun 2020 produksi kelapa sawit mencapai 20 Ribu Ton.

Grafik Ekspor pada tahun 2019-2020

Terlihat pada tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2019-2020 Di Tengah Pandemi, Ekspor dan Harga Sawit Membaik. Pada tahun 2019 Ekspor kelapa sawit mencapai 30 juta Ton, pada tahun 2020 Ekspor kelapa sawit mencapai 20 Ribu Ton.

Kesimpulan :
Kegiatan ekspor impor kelapa sawit menajadi salah satu kegiatan yang berkaitan dengan devisa negara. Semakin stabil kegiatan ekspor impor, maka perkembangan ekonomi negara pun stabil. Pandemi Covid-19 telah banyak meluluhlantakan kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya dibatasi oleh kebijakan pemerintah dan kegiatan ekspor impor pun mengalami penurunan pada februari 2020. 

Dengan demikian, setelah melihat dari grafik produksi dan ekspor kelapa sawit sudah sepatutnya kita perlu bekerja sama untuk tetap saling menjaga dan berusaha mengambil langkah dan strategi untuk menaikkan kestabilan perkembangan ekonomi negara.

Sumber :
https://katadata.co.id/ekarina/berita/5f86bd3b47c7c/efek-pandemi-dan-pasar-lesu-ekspor-minyak-sawit-turun-jadi-rp-25-t

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5486529/kinerja-ekspor-kelapa-sawit-topang-pertumbuhan-ekonomi-di-masa-pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun