Mohon tunggu...
Nenen Ilahi
Nenen Ilahi Mohon Tunggu... -

Sehari-harinya ibu rumah tangga fulltime, dan pengajar part time. Alumni Australia Indonesia Youth Exchange Program dan Chevening Awards. Berminat pada khasanah pendidikan, media, dan budaya. Sekarang bermukim di Canberra, Australia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deteksi Tulisan Anda, Asli atau Tercuri?

20 Januari 2011   10:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:21 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya mengerti kekesalan teman-teman yang barangkali telah susah payah riset sebelum menulis, hanya untuk menemukan tulisannya nongol pada sebuah website maupun blogasing, tanpa mencantumkan penulis asli atau tautan ke tulisan asli. Tentang ini, silahkan baca dua tulisan terkait dari Babeh Helmi di sini yang lekas direspon oleh mBa Arrayanov di sebelah sini.

Plagiarism Detector

Adakah cara gampang mendeteksi tulisan asli atau jiplakan? Kalau Anda seorang pengajar, mestinya telah lama paham bahwa ada piranti lunak khusus untuk mendeteksi penjiplakan guna menjamin keaslian buah pikir pelajar atau mahasiswa.Nah, software yang sama bisa dipakai untuk tujuan mendeteksi keaslian tulisan Anda, atau penjiplakan atas tulisan Anda.

Bagi para kompasioner yang tidak punya akses pada software sejenis,website layanan deteksi penjiplakan bisa jadi pilihan. Benar, mBah Google bisa dipakai sebagai detektor.Namun sering kali hasil pencarian si mBah terlalu umum, muncul dengan belasan bahkan puluhan ribu entry yang sebagian besarmalah tidak berkaitan langsung dengan input yang dicari.

Syukurlah ada website yang menawarkan mesin detektor yang cara kerjanya lebih pada menyaring entry dari Google, namun dapat menampilkan data yang lebih spesifik. Lebih uhuy lagi, layanannya gratis dan cukup jitumendeteksi penjiplakan, misalnya Dustball Plagiarism Checkerdari Universitas Maryland.

Website ini juga menawarkan versi berbayar yang disebut layanan premium. Namun versi gratispun sudah cukup tokcer. Hasil pencarian lekas, tak perlu tunggu lama. Anda juga tidak perlu subscribe atau loggin terlebih dahulu.

Layanan gratis ini mudah dipakai untuk mendeteksi bandit-bandit copypaste yang sengaja mencuri tanpa belas kasihan.Tanpa belas kasihan, karena selain tautan langsung ke sumber asli ditiadakan, nama Anda sebagai penulis sejati juga disirnakan.

Mari sama-sama menyigi seberapa parah pencurianatau aksi curi-mencuri tulisan di dunia maya. Sebagai salah satu korban, saya harap mBa Arrayanov tidak keberatan kalau artikel menarik beliau berjudul Sejarah Ramalan dan Tarot saya pakai sebagai sampel.

Beberapa paragraf dari artikel mBa Arrayanov saya copypaste ke sana. Setelah mengklik tombol cek, Dustball mengeluarkan data berikut:

[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Screenshot dari data yang dianalisis."][/caption]

Ingat, mesin ini mendeteksi dengan mencari dan menyaring data serupa yang terdapat di Internet. Dalam hal ini, dari mesin pencari Google, dan menyampaikan hasil dalam kategori OK dan Possible Plagiarism.

Tentu saja Anda juga akan menemukan link asli terdeteksi sebagai possible plagiarism. Tak perlu risau. Yang perlu dicermati adalah tautan-tautan yang bukan bertaut pada laman asli.

Yang menarik, dari hasil analisis Dustball, paling tidak ada lima kategori deretan daftar tautan yang nongol.

Yang pertama, seperti yang telah Anda pahami, adalah laman yang memang tautan asli.

Kedua, laman yang berisi daftar berita atau artikel pada sebuah website atau blog yang kalau diklik memandu Anda kembali ke laman orisinil seluruhnya atau masih dalam frame website pencomot tersebut. Ini sih meningkatkan viewer tulisan Anda pada link orisinil.

Ketiga, laman dimana artikel Anda dimuat lengkap, diposting oleh orang lain, tidak menyebutkan nama Anda dimanapun:

[caption id="" align="alignnone" width="680" caption="Screenshot tulisan lengkap yang diposting bukan oleh penulis asli."][/caption]

... tapi memuat link ke sumber yang mengantar pengunjung ke laman asli:

Screenshot: Tidak ada nama penulis asli, tapi ada link ke sumber.

Keempat, laman si penjiplak. Bisa sebagian atau semua dari tulisan Anda, telah diaku atau dibuat seolah-olah sebagai karya asli si penulis. Atau dalam kasus mBa Arraya, seperti  laman LI dari tuan RP, atau yang berikut ini:

[caption id="" align="alignnone" width="720" caption="Screenshot: Website yang memuat tulisan mBa Arrayanov, diposting oleh AR, jadi headline pula!"][/caption]

Terakhir,  adalah temuan yang paling pahit. Anda akan menemukan laman website yang berisi daftar artikel yang salah satunya judul milik Anda. Hanya saja, saat diklik, malah menuju sumber dari pencuri artikel Anda! Kalau ini sering terjadi, makin lama penulis asli makin tidak terdeteksi lagi, kalah populer dengan penulis jadi-jadian ini.

The Big Picture

Skala penjiplakan yang ditemukan memang mengagetkan, apalagi bagi penulis yang karyanya diambil alih tanpa permisi. Ditambah dengan dengan maraknya bisnis iklan online, semakin banyak netter atau blogger yang gelap mata mencuri tulisan orang lain, zonder rasa bersalah.

Perbuatan dengan sengaja menjiplak, nyontek, plagiat atau apapun namanya, sebagian atau keseluruhan, untuk alasan apapun, baik alasan akademis atau demi sekedar eksis didunia maya, adalah perbuatan maksiat. Patutlah kita bersusah hati kalau ini terjadi, karena berbahaya buat bangsa ini, baik dalam jangka pendek apalagi jangka panjang.

Dunia pendidikan menjunjung tinggi kejujuran, sangat antipati pada penjiplakan karena berkaitan dengan nilai moral,sebagai bagian utama dari pendidikan karakter. Ini adalah integritas yang tak dapat ditawar-tawar. Dampak menyontek di dunia maya yang semakin marak tidak akan jauh beda dari apa yang dikuatirkan oleh kalangan akademis terhadap plagiarisme di dunia pendidikan, yakni menumpulnya moral pelaku!

Tak percaya? Kalau mau melihat the big picture dari maraknya penjiplakan sejak lama tanpa menganggapnya sebagai tindakan asusilayang serius, hasilnya adalah kasus-kasus korupsi dari kelas teri hingga hiu yang bertebaran lagi berjamaah di bumi Nusantara ini.

Akhirul kalam, simpati saya bagi penulis-penulis yang terus berkarya. Simpati berlipat buat teman-teman yang karyanya tercuri.Dan simpati berkali lipat buat teman-teman yang walau karyanya dicuri tetap menulis dan tetap setia berbagi pengalaman, ilmu dan kebijaksanaan.

Adapun pesan bagi sang pencuri, menjiplak adalah perbuatan nista. Tidak hanya merugikan pihak yang dicuri, tapi juga mengikis kemuliaan Anda sendiri. Alah bisa karena biasa, keseringan menjiplak, pelan tapi pasti Anda jadi insan yang tiada lagi cakap membedakan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil.

Dengarlah nasehat saya, and you’ll thank me later: mulailah menjadi orang yang lurus, s e k a r a n g !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun