Memperluas branding dan menjangkau target pasar serta audiens baru tentu menjadi keinginan para pebisnis. Cara yang dapat dilakukan untuk meraih keinginan tersebut adalah dengan membuat website bisnis atau website toko online.
"Untuk menjangkau target pasar dan audiens baru, pebisnis harus mengembangkan website dengan organic traffic dan paid traffic. Organic traffic didapatkan menggunakan SEO, sedangkan paid traffic didapatkan dengan menggunakan ads seperti Google Ads," jelas Google Ads & Digital Marketing Expert, Hariyanto Chung, dalam event Instagram Live Niagahoster x KiriminAja yang bertajuk "Sukses Branding dengan Website", Selasa, (23/5/2023).
Namun, untuk bisa mendapatkan paid traffic, salah satunya dengan Google Ads, pebisnis harus memahami basic fundamental SEO dan keyword planner. Agar bisa memahaminya, tentu dibutuhkan pendalaman dengan pelatihan atau workshop.Â
Personal Touch dengan Bahasa Komunikasi yang Tepat
Persaingan dalam bisnis sudah menjadi hal yang wajar. Belum lagi untuk bisnis-bisnis yang memiliki produk yang mirip, bahkan sama persis. Pebisnis dengan produk yang sama pun harus pintar-pintar dalam strategi marketing agar memenangkan persaingan.
Unique selling point menjadi hal yang amat penting untuk diterapkan dalam menghadapi persaingan. Apalagi, semakin ke sini audiens semakin pintar untuk memahami bahwa konten yang sedang mereka baca atau mereka lihat berusaha untuk menjual produk pada mereka.
Strategi marketing harus terasa relevan antara penjual dan pembeli. Salah satunya dengan memanfaatkan personal touch dengan bahasa komunikasi yang tepat. Misalnya, dengan memanggil audiens atau pelanggan dengan panggilan tertentu yang akan menghadirkan kedekatan sehingga hubungan penjual dan pembeli terasa relevan.
"Bahasa komunikasi juga penting untuk diterjemahkan dengan copy writing pada website. Anggap website sebagai sales letter bisnis yang harus terkoneksi dengan audiens. Bahasa komunikasi yang baik juga harus ditunjang dengan desain visual. Dua hal itu adalah hal penting dalam branding menggunakan website," ujar Hariyanto Chung.
Menghadapi Perang Harga dengan Added Value
Perang harga menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pebisnis. Terutama yang masih berjualan di marketplace dengan persaingan yang ketat. Pebisnis harus berjuang untuk memenangkan perang harga dan menarik perhatian konsumen meski harus mengambil untung yang minim.
Pebisnis dapat membuat pemetaan sederhana untuk kompetitor, sehingga dapat mengetahui bagaimana harus meletakkan brand dan produknya di tengah persaingan. Pemetaan tersebut juga dapat digunakan untuk membedakan target pasar secara lebih spesifik dan akan membantu menghadapi perang harga.
"Jika sudah mengetahui letak brand dan produk kita, tambahkan satu atau dua fitur yang tidak dimiliki kompetitor, misalnya, sebagai added value bagi pelanggan yang akan lebih menarik perhatian," tambah Koh Har.
Akan lebih baik lagi jika pebisnis merawat kolam pelanggan, terutama pelanggan setia yang sudah lebih dari satu kali membeli produk dari bisnisnya. Pasalnya, dengan persaingan bisnis saat ini, target pasar menjadi hal yang amat sensitif.Â
"Konsistensi untuk memberikan yang terbaik pada pelanggan juga hal yang penting dilakukan. Tambahkan niat dalam hati untuk membantu pelanggan agar tumbuh bersama produk kita. Contoh yang saya rasakan sendiri adalah yang dilakukan oleh Niagahoster. Customer Success Agent nya yang siap support 24/7 menjadi salah satu sumber ilmu untuk pelanggan, termasuk saya. Jadi tidak hanya berjualan, tapi juga mengajak pelanggan tumbuh dan sukses bersama," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H