Masa liburan tentu menjadi saat yang ditunggu-tunggu semua orang. Tidak terkecuali dengan masa libur Lebaran yang akan datang sebentar lagi. Masa liburan juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh pemilik bisnis karena penjualan beberapa jenis bisnis cenderung meningkat.
Misalnya saja, kebanyakan orang memilih untuk membeli makanan ketika masa liburan karena lebih praktis dan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi cita rasa lokal. Terutama jika mereka sedang berkunjung atau mudik ke luar kota.
Namun meskipun beberapa jenis bisnis mengalami peningkatan penjualan, ada juga jenis bisnis yang masih harus berjuang untuk meraih keuntungan di masa liburan dengan strategi yang tepat dan menarik perhatian calon pelanggan.
Pada masa liburan terutama di era digital ini, orang banyak menghabiskan waktu dengan gadget mereka untuk membuat dan memposting konten liburan atau sekedar mencari rekomendasi tempat wisata di kota yang dikunjungi. Hal tersebut pun dapat dimanfaatkan oleh pebisnis untuk menggaet pelanggan.
Memanfaatkan Strategi Takut Ketinggalan Tren
Fear of Missing Out atau FOMO, seperti dilansir dari blog Niagahoster, adalah sebuah perasaan takut ketinggalan tren yang sedang berlangsung dan sedang sering dirasakan oleh masyarakat di era digital yang bergerak sangat cepat ini. FOMO pun kemudian digunakan sebagai strategi marketing dengan memanfaatkan kekuatan internet.
Bagi bisnis yang ingin meningkatkan penjualan di masa liburan, salah satu strategi FOMO yang tepat untuk dilakukan adalah dengan menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan sedang dibutuhkan oleh banyak orang.Â
Berdasarkan blog Niagahoster, strategi tersebut akan memunculkan dua efek pada calon konsumen. Mereka akan merasa kehilangan kesempatan jika tidak segera membeli, atau mereka akan merasa harus membeli produk yang sama dengan harga yang lebih mahal di kemudian hari.
Kedua efek tersebut akan mendorong calon konsumen untuk segera membuat keputusan dalam waktu yang singkat karena takut kehabisan produk. Strategi FOMO lainnya, seperti memberikan diskon produk atau gratis ongkir terbatas, membatasi ketersediaan produk, dan memberikan batasan waktu memesan, juga bisa menjadi pilihan pebisnis.
Menguatkan Strategi FOMO dengan Konten Menarik
Meski terdengar mudah, strategi marketing menggunakan FOMO tidak bisa digunakan secara sembarangan. Karena jika digunakan dengan kurang tepat, calon pelanggan justru bisa tidak percaya dengan bisnis dan penjualan akan menurun drastis.
Menerapkan strategi FOMO pun sebaiknya didukung dengan konten dan copywriting yang menarik sehingga terasa dekat dengan calon pelanggan. Ketika produk dipromosikan dengan baik, strategi FOMO pun dapat berjalan lancar, terutama jika bisnis bisa membuat calon konsumen merasa dekat dengan brand dan produk sehingga mereka semakin merasa membutuhkan produk yang ditawarkan.
Untuk bisa lebih dekat dengan calon pembeli dan menempatkannya sebagai 'teman', tentunya brand atau pebisnis harus menggunakan teknik promosi yang menarik dan tidak terkesan ambisius. "Teknik promosi menggunakan content marketing yang bersifat soft-selling lebih tepat untuk diterapkan. Baik itu konten produksi sendiri, maupun konten kolaborasi dengan influencer," ujar Cemara Disa Winanda, Creative Campaign Manager Niagahoster.
Didukung dengan kolaborasi dengan influencer, strategi FOMO dapat lebih efektif karena manusia cenderung mengikuti hal yang diikuti orang lain. Salah satunya influencer yang mereka ikuti di media sosial. Tingkat penjualan pun bisa lebih tinggi karena calon pelanggan merasa lebih nyaman untuk membeli suatu produk jika orang lain juga membeli produk tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H