Mohon tunggu...
Neneng Uswatun Hasanah
Neneng Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing Enthusiast

seorang website dan digital marketing enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Google dan Microsoft Kembangkan Artificial Intelligence untuk Search Engine, Akan Mempengaruhi SEO?

17 Februari 2023   09:06 Diperbarui: 17 Februari 2023   09:59 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Google sudah menjadi mesin pencarian di internet yang paling terkenal di dunia selama dua dekade terakhir. Mesin pencari juga merupakan sumber revenue terbesar untuk Google, karena didukung dengan ads yang ditempatkan pada hasil pencarian. Google juga dimanfaatkan secara luas bagi banyak pebisnis untuk memasarkan produknya dan menjangkau pasar global.

Namun di awal Februari 2023 lalu, Microsoft mengumumkan mesin pencarian milik mereka, yaitu Bing, kini telah diperkuat dengan artificial intelligence (AI) setelah berkolaborasi dengan ChatGPT, tools berbasis kecerdasan buatan rilisan OpenAI. Selama ini, Bing digunakan oleh setidaknya 3 persen pengguna internet dunia. Jauh di bawah Google yang menguasai 93 persen.

Di saat yang hampir bersamaan, Google juga mengumumkan sedang membangun chatbot berbasis AI bernama Bard yang menggunakan teknologi LaMDA Google, dan dibuat untuk menyaingi ChatGPT yang menarik perhatian 100 juta pengguna dalam jangka waktu 2 bulan setelah dirilis.

Tools berbasis AI yang dikembangkan dan dikolaborasikan oleh Google dan Bing tersebut pun menimbulkan kekhawatiran pada konten kreator. Pasalnya, pengguna Google yang menggunakan mesin pencarian untuk menanyakan sesuatu akan merasa cukup hanya dengan hasil jawaban chatbot berbasis AI.

Google dan Bing Akan Kehilangan Pengguna

Kekhawatiran konten kreator juga dirasakan oleh blogger yang memonetisasi konten mereka jika trafik sudah tinggi. Dilansir dari The Verge, Bing yang kini berbasis chatbot AI bisa menjawab pertanyaan pengguna tanpa harus menampilkan hasil pencarian yang relevan. Hal yang sama juga akan terjadi pada Google jika mengadaptasi metode yang sama.

"Industri digital memanfaatkan strategi PPC dan SEO untuk mendapatkan hasil terbaik bagi bisnis mereka. Utamanya untuk meningkatkan brand recognition jangka panjang, memasang ads pada mesin pencari secara reguler dilakukan oleh banyak perusahaan dan pebisnis. Mengkombinasikan PPC dan SEO adalah strategi terbaik untuk meningkatkan ROI (Return on Investment, atau rasio keuntungan dari investasi yang dilakukan)," ujar Rosmita Dwijayanti, PPC Specialist Niagahoster.

Jika pebisnis tidak bisa memasang ads di mesin pencarian, konten kreator tidak mendapatkan banyak klik karena dihadang oleh chatbot berbasis AI, dan blogger tidak dapat memonetisasi blog mereka, maka Google dan Bing justru harus khawatir akan kehilangan pengguna yang memberikan keuntungan.

Pebisnis dan pengguna pun harus mengikuti perubahan yang terjadi ke depannya jika Google dan Bing memaksimalkan chatbot berbasis AI dalam mesin pencarian. 

Memaksimalkan Konten Relevan dan Bermanfaat

Meskipun dapat memberikan jawaban otomatis untuk pertanyaan yang diajukan pengguna, chatbot berbasis AI seperti ChatGPT memiliki keterbatasan jawaban yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena sistem AI akan mencari jawaban dari konten-konten general yang ada di internet. Pada akhirnya AI juga masih bergantung pada konten kreator.

Untuk itu, konten kreator atau blogger dapat tetap menciptakan konten-konten yang bermanfaat dan lebih spesifik. "Dari satu topik besar, kita bisa mengeksplorasi related searches atau people also asked yang ada di hasil pencarian Google. Dari situ kita bisa mendapatkan topik baru untuk konten yang juga akan dicari banyak orang," ujar Muhammad Ilman Akbar, SEO Trainer, dalam event yang diadakan Niagahoster beberapa waktu yang lalu.

Dikutip dari Search Engine Land, beberapa konten kreator kemungkinan besar akan meminta royalti untuk konten-konten mereka yang digunakan oleh chatbot berbasis AI untuk menjawab pertanyaan pengguna. Sehingga, konten kreator dan blogger pun masih akan memiliki tempat dan tidak sepenuhnya tergantikan oleh AI.

"Tetaplah membuat konten untuk manusia, bukan untuk search engine. Bayangkan bahwa konten yang kita buat akan bermanfaat karena menjawab pertanyaan dari pengguna Google atau mesin pencari lainnya," tutup Ilman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun