Sejauh Mana Kesiapan PTM di Sekolah Luar Biasa di Masa New Normal?
Dampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak besar pada kegiatan belajar mengajar pada pendidikan reguler, akan tetapi pada kegiatan pembelajaran pada pendidikan khusus.Â
Lalu sejauh mana kesiapan PTM di Sekolah Luar Biasa (SLB) di masa new normal kali ini?
Peralihan dari kondisi pembelajaran daring kepada kegiatan pembelajaran new normal dari masa pandemi ke masa new normal menjadi masa peralihan yang cenderung berat tantangannya pada bidang pendidikan.Â
Lalu sejauh mana capaian pembelajaran di masa pandemi untuk dijalankan pada kesiapan pembelajaran tatap muka di masa new normal  utamanya pada pendidikan khusus?
Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19
Selama pandemi Covid-19 semua kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada sekolah khusus pun berjalan dengan kegiatan belajar dari rumah (BDR).Â
Melalui Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020Â tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19, menjelaskan bahwa BDR melalui PJJ dapat dilaksanakan secara daring maupun luring sesuai dengan pedoman BDR.Â
Dalam surat edaran ini juga disebutkan tujuan dari pelaksanaan BDR tersebut adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak pandemi Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.Â
Kegiatan pembelajaran dengan strategi penuh dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran, teknologi interaktif, teknologi komunikasi satu arah, serta guru kunjung dengan tetap disiplin prokes.
Kegiatan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat signifikan pada motivasi belajar, utamanya pada peserta didik berkebutuhan khusus.Â
Siapakah peserta didik berkebutuhan khusus?Â
Peserta didik berkebutuhan khusus adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui kegiatan pembelajaran sesuai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dengan adanya kekhususan dapat berupa kapasitas intelektual yang terlalui tinggi bahkan keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga memerlukan dukungan ekstra dalam berpartisipasi penuh dengan lingkungan.
Pengadaan sekolah luar biasa (SLB) sebagai wujud akomodasi layanan pendidikan segregasi untuk anak berkebutuhan khusus menjadi pendukung penuh dalam pelayanan kesetaraan pendidikan untuk semua tak terkecuali peserta didik dengan berkebutuhan khusus.Â
Akan tetapi selama pandemi Covid-19 ini terjadi dengan penerapan kegiatan belajar dari rumah maka perlunya pengoptimalan ekstra pada layanan pendidikan.
Ketika layanan pendidikan diberikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui berbagai media seperti Google Meet, Zoom Cloud Meeting, dan WhatsApp. Apakabar dengan motivasi peserta didik ?
Cahyani, Listiana, Larasati (2020) mengatakan dalam penelitiannya bahwa motivasi belajar pada peserta didik yang mengikuti pembelajaran menurun pada saat pandemi ini.Â
Pola pembelajaran yang berubah dari tatap muka menjadi BDR berdasarkan simulasi dapat menyebabkan learning loss peserta didik lebih besar daripada penurunan kemampuan peserta didik akibat libur sekolah (Beatty dkk, 2020).Â
Selain itu, kesenjangan capaian belajar yang disebabkan oleh perbedaan akses dan kualitas selama PJJ dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk peserta didik dari sosio-ekonomi menengah bawah.Â
Pada masa pandemi COVID-19 ini peserta didik menunjukkan sedikit ataupun tidak ada kemajuan saat BDR dimana learning loss paling menonjol berada pada peserta didik yang kondisinya kurang beruntung (Engzell, Frey dan Verhagen, 2021).
Selama kegaiatan pembelajaran jarak jauh, pihak guru di SLB memberikan pembelajaran daring, dimana kegiatan pembelajaran dilakukan melalui WhatsApp dan Google Meet.Â
Guru juga melayani kegiatan belajar siswa dengan guru kunjung, dengan guru memberikan materi belajar dengan guru datang kerumah siswa dengan tetap disiplin Prokes.
Peralihan dari PJJ menjadi PTMT di Masa New Normal
Peralihan dari kegiatan belajar mengajar dari strategi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring kemudian menjadi kegiatan belajar mengajar dengan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) membuat peserta didik perlu beradaptasi secara maksimal dimana terdapat kasus hilangnya motivasi belajar hingga learning loss dimana keadaan anak perlu beradaptasi memulai kegiatan pembelajaran dari awal lagi, utamanya anak dengan hambatan intelektual (Tunagrahita) di sekolah khusus.Â
Berfokus ada pelayanan pendidikan untuk semua peserta didik berkebutuhan khusus (Tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, tunawicara, dan Autis), Peserta didik berkebutuhan khusus perlu penyesuaian terhadap metode, strategi, dan model pembelajaran yang dikhususkan sesuai hasil asesmen yang dilakukan ketika masa peralihan diberlakukan.
Dalam kegiatan pembelajaran peralihan dari kurikulum Khusus ke kurikulum kondisi khusus waktu pandemi dengan pembelajaran daring, kemudian beralih lagi ke kurikulum khusus selama PTM berlangsung.Â
Sehingga banyak persiapan dan penyesuaian baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam menjalani kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil asesmen/evaluasi ini guru dapat mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemampuan peserta didik dalam bidang akademik dan keterampilan selama melaksanakan kegiatan belajar dari rumah.Â
Apabila kemampuan peserta didik meningkat dan memperlihatkan kemampuan akademik dan keterampilan meningkat maka guru dapat melanjutkan untuk mengasah dan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan lanjutan kepada peserta didik dengan berkebutuhan khusus tersebut.Â
Akan tetapi apabila dilihat dari hasil asesmen memperlihatkan kasus kemampuan akademik dan keterampilan menurun maka guru memberikan pelayanan pendidikan mulai dari awal lagi dan di ulang kembali pembelajaran yang diberikan selama kegiatan pandemi dilangsungkan dengan kontinu.
Kesiapan PTM di Masa New Normal di SLB
Keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan berorientasi pada anak, keterampilan hidup, pembelajaran bermakna dan diferensiasi, dimana terdapat umpan balik baik dari guru maupun siswa, dan pendidikan yang inklusif.Â
Di salah satu SLB Negeri Tumbrasanom, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.Â
Penulis mengadakan observasi terkait kesiapan kegiatan PTM di masa new normal apakah sudah sejalan dengan kesiapan baik mental maupun kesehatan peserta didiknya, dengan begitu problematika akan kesiapan peserta didik dalam menghadapi PTM dapat terjawab.
Banyak dari siswa di SLB mengalami learning loss selama menghadapi PTM di masa new normal kali ini, menghitung lamanya kegiatan BDR dengan PJJ diberlakukan kegiatan pembelajaran siswa menjadi berkurang. Dari segi intelektual peserta didik mengalami kemunduran dalam perkembangan dalam belajar.Â
Dari semula siswa sebelum kegiatan PJJ sudah mampu menulis tanpa bantuan huruf titik-titik menjadi perlu bantuan huruf titik-titik dalam kegiatan menulis.Â
Akan tetapi perkembangan keterampilan siswa menjadi lebih berkembang dimana ketika kegiatan belajar di rumah siswa siswa kebih aktif melaksanakan kegiatan belajar dengan praktik keterampilan, seperti ikut kegiatan memasak, berkebun, membersihkan rumah dan lain sebagainya.Â
Sehingga ketika kegiatan PTM berlangsung di sekolah guru menyesuaikan lagi antara kemampuan dan kebutuhan anak. Akar anak mampu menyesuaikan lagi dengan materi yang di ajarkan selama kegiatan belajar.
Dengan rasio 4 : 5 siswa dengan hambatan intelektual (Tunagrahita) mengalami learning loss, hasil tersebut terlihat dari hasil asessmen siswa, di mana sesuai dengan berat ringannya hambatan yang dimiliki peserta didik berkebutuhan khusus.Â
Siswa dengan hambatan intelektual rendah cenderung masih mampu mengingat dan masih terampil dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebelum dan selama BDR, sedangkan siswa dengan hambatan intelektual sedang-berat cenderung mengalami learning loss dimana perlu menyesuaikan lagi dengan kegiatan pembelajaran selama PTM berlangsung.
Lalu apasaja solusi yang dapat diberikan selama menyikapi hal tersebut, melihat kegiatan pembelajaran di waktu pandemi COVID-19 ini relatif belum stabil dan memerlukan upaya ekstra baik dari pihak pendidik dan orang tua wali :
Dari pihak pendidik atau tenaga pendidik :
- Guru dan tenaga pendidik dapat memfasilitasi kegiatan kebutuhan belajar baik selama PJJ maupun PTM di rumah dengan baik berupa media, bahan, dan soal evaluasi yang terstruktur, sederhana, terjangkau, dan mudah dipahami siswa dan orang tua. Baik secara virtual dan visual.
- Guru mampu memberikan feedback dan motivasi yang mampu meningkatkan jalinan antara siswa dan orang tua berdasarkan perkembangan belajar siswa selama PJJ maupun PTM.
- Guru mampu menyesuaikan dan siap dalam segala situasi dan kondisi selama PJJ dan PTM berlangsung baik dari segi pelayanan fasilitas pembelajaran maupun motivasi peserta didik.
Dari pihak orang tua wali :
- Bekerja sama dengan guru dalam memberikan pelayanan dan perhatian penuh pada ABK dalam melaksanakan kegiatan belajar baik semasa PJJ maupun PTM.
- Memberikan dukungan motivasi belajar anak dengan memfasilitasi segala kebutuhan anak selama melangsungkan kegiatan belajar baik semasa PJJ maupun PTM.
- Dapat bijak dan disiplin dalam ikut memotivasi anak untuk belajar dari berbagai sumber, baik itu dari segi intelektual maupun keterampilan.
Sehingga ditarik kesimpulan bahwasanya kesiapan peserta didik berkebutuhan khusus melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka terbilang masih sangat kurang, karena perlunya segala penyesuaian akan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.Â
Kesiapan pembelajaran tatap muka untuk peserta didik berkebutuhan khusus perlu dilatih secara kontinu, agar kegiatan belajar dapat terarah dan mengalami perkembangan. Karena kegiatan belajar perlu juga menghasilkan kebermaknaan dan diferensiasi sesuai dengan kenyataan yang ada.
REFERENSI
Husna, Mujlauwidzatul, and Sugito Sugito. "Eksplorasi Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Jenjang PAUD di Masa Kebiasaan Baru." Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6.3 (2021): 1846-1858.
Tanuwijaya, Novita Sari, and Witarsa Tambunan. "Alternatif Solusi Model Pembelajaran Untuk Mengatasi Resiko Penurunan Capaian Belajar Dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Di Masa Pandemic Covid 19." Jurnal Manajemen Pendidikan 10.2 (2021): 80-90.
Lestari, P. (2021). Blended Learning Berbantuan Learning Management System dan WhatsApp Sebagai Upaya Pembelajaran Peningkatan Aktivitas Siswa Semasa Pandemi. JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 2(8), 1219-1225.
Asmuni, Asmuni. "Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya." Jurnal Paedagogy 7.4 (2020): 281-288.
Husna, Mujlauwidzatul, and Sugito Sugito. "Eksplorasi Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Jenjang PAUD di Masa Kebiasaan Baru." Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6.3 (2021): 1846-1858.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H