Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Murid dan Ruang Kelas

28 November 2024   19:59 Diperbarui: 28 November 2024   20:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswi 9A Putri Mts SA Annur | Sumber foto Dok Pribadi

Lepas adzan dzuhur tiba saatnya saya memasuki ruang kelas. Kelas yang cukup riuh dengan canda, tawa beraroma gelak dari para srikandi pejuang masa depan.

Ruang kelas sederhana yang menyimpan banyak harapan, cita-cita akan sebuah perubahan dari peradaban kehidupan manusia. Di sini, di ruang kelas rumah harapan bermula. Integritas, kejujuran, empati dan loyalitas sebagai anak manusia yang ingin mengubah wajah dunia, terbentuk.

Saya bukan seorang guru, hanya mantan pelajar yang masih mencari ilmu tanpa batasan waktu.

Sejatinya merekalah yang menjadi guru dalam pengalaman hidup saya. Mereka yang mengajarkan saya bagaiamana memahami bermacam karakter, mereka mengajarkan saya cara meluaskan sabar, juga rasa ikhlas dalam membersamai mereka meniti cita-cita.

Terlalu egois rasanya jika saya merasa lebih pintar dan paling banyak pengalaman. Karenanya bukan suatu hal yang tabu jika saya mengatakan belajar dari mereka. Pengalaman yang saya miliki belum tentu paling baik dan sesuai dengan kondisi mereka saat ini dimana telah terjadi perubahan yang luar biasa dari zaman saya menjadi murid dengan zaman sekarang.

Ruang kelas 9A Putri Mts SA Annur, tempat kami bercerita diantara tawa, 40 siswi menjadi teman saya bicara dan berbagi. Mengisi amunisi rohani dengan harapan berguna untuk masa depan nanti.

Tanpa terbentengi akan sebuah profesi, mereka yang masih menjadi murid dalam ruang kelas, bebas bersenda gurau, melontarkan berbagai pertanyaan tanpa rasa takut. Tidak ada perbedaan diantara kami. Jika pun, ada hanya dua hal yang memebedakan; usia dan kesempatan belajar.

Pentingnya Pendekatan Emosional anatar guru dan murid. | Sumber foto Dok pribadi
Pentingnya Pendekatan Emosional anatar guru dan murid. | Sumber foto Dok pribadi

Pilihan menjadi induk semang pelajar di dalam kelas adalah pilihan menjadi korban. Itulah yang di katakan Pramoedya Ananta Toer, "Seorang guru adalah korban, korban untuk selama-lamanya. Dan kewajibannya terlampau berat, membuka sumber kebajikan yang tersembunyi dalam tubuh anak-anak." Entahlah.

Maraknya peringatan hari guru menjadi buktinya antusisme para peserta didik dalam memberikan apresiasi terhadap guru yang mereka cintai dan hormati. Kedekatan emosional antara guru dan murid tergambar jelas dalam momen ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun