Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berkaca Dari Kesabaran Siti Hajar As

31 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Dok Pribadi

Persaan galau bercampur sedih. Aku mulai merapihkan dagangan. Satu motor membunyikan klakson dan aku mengampirinya. "Baksonya maih ada Bu?" Tanya si pengendara motor. "Ada Pak," jawabku. Mereka langsung turun membuka jas hujan lalu di sampirkan di stang motornya. Kalau di lihat dari baju yang mereka kenakan sepertinya seorang guru, dari seragam pramuka yang mereka pakai, tidak sesuai dengan tampang jika di bilang seorang siswa. "Jangan tutup dulu ya bu, saya lagi nunggu yang lain," pesan si Bapak sambil duduk dan merapihkan rambutnya yang lepek karena hujan.

Memang kadang suka down kalau melihat kondisi ekonomi yang lagi gak baik-baik aja. Semua orang sedang menghadapi kondisi sulit. Mereka lebih mementingkan untuk makan sekeluarga ketimbang sekedar jajan bakso.

Semua pedagang mengeluh berjamaah. Modal pas-pasan jualannya gak laku, ya ... mau gimana lagi, kita sudah berusaha untuk mencari rejeki yang halal.

Padahal kalau kita amelihat riwayat Siti Hajar As. Bolak-balik cari air untuk putranya yang kehausan. Dia terus berusaha tanpa melihat keadaan. Lari-lari di tengah padanng pasir yang gersang, bukan ke minimarket. Yang jelas-jelas tidak ada apa-apa, pun siapa-siapa, kecuali pasir dan batu-batu. Jika melihat keadaan mustahil ia akan mendapatkan air. Meskipun, hanya setetes.

Siti Hajar terus mencari tanpa mempedulikan apa pun, keyakinan hatinya akan sebuah pertolongan Allah di ujung usahanya. Rejeki manusia sudah di tentukan oleh yang maha kuasa hanya usaha sejauh mana kegigihan di sertai tawakal.

Ia terus mencoba dan mencoba hingga percobaan yang ke tujuh akhirnya Siti Hajar As, mendapatkan apa yang ia inginkan. Bahkan Allah memberikan lebih dari yang di minta. Kala itu Siti Hajar As, hanya menginginkan air untuk Putranya. Akan tetapi, Allah membrikan lebih bahkan dapat di nikmati oleh jutaan umat hingga saat ini. Subhanallah.

Itulah yang terjadi pada Siti Hajar As. Seperti itu pula yang terjadi kepada kebanyakan kita, termasuk aku. Saat sore hujan lebat di tengah keputus asaan sebagai manusia yang tidak memiliki daya dan upaya. Allah mengirim satu truk tentara yang berisikan anak-anak pulang dari kemping acara sekolah, kurang lebih sekitar 50 anak.

Lalu kenapa sih Allah gak kasih aja rejeki, tiap hari daganagnku ramai? Ya... mungkin kalau daganganku ramai setiap hari. Aku akan lupa segalanya. Lupa ibadah, lupa istigfar, lupa berdoa bahkan yang lebih parahnya lagi lupa sama Allah. Selalu ada rahasia di balik semua yang kita jalani. Mungkin, Allah mau aku bersih dulu. Berbaik sangka dulu, tawakal dulu, baru di beri apa yang aku minta.

Buat kalian yang rehjekinya lagi di akumulasi sama Allah, yang sabar ya .... teruslah berusaha dan berbaik sangka. Ingat rejeki itu sudah di takar tidak akan nyasar apa lagi tertukar.

Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun