Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berkaca Dari Kesabaran Siti Hajar As

31 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulihat waktu di pergelangan tangan sudah menunjukan pukul 14:00 WIB. Sudah hampir sore ... dagangan belum laku satu porsipun. Gelisah dan mulai uring-uringan. Waktu itu aku masih berjualan bakso gerobak di salah satu tempat dekat rumah. Sudah berapa hari dagangan sepi, omzet menurun.

Sempat kepikiran. "Tutup aja deh, gak usah jualan lagi, modal juga sudah semakin menipis." Hati berkata lain. "Siapa tahu besok rame." Dengan modal bisikan hati. Keesokan harinya aku tetap buka jualan dan Alhamdulillah ... tak ada yang berubah malah tambah sepi.

Kemarin masih laku 10-12 porsi. Tapi hari itu cuma laku sekitar 4-5 porsi. Dan aku kembali berpikir untuk tutup lagi. Seperti biasa hati meyakinkan kalau kemungkinan besok akan rame.

Dengan modal terakhir dan dikuatkan dengan kalimat "Bismillah" keesokan harinya aku kembali berjualan. "Masa iya kita sudah berusaha Allah gak kasih rejeki," hiburku dalam hati.

Dan ternyata sepi lagi .... Aku duduk bengong di pinggir parkiran berrumput. Melihat ke arah satu orang karyawan yang lagi bengong juga natap gerobak bakso. Kalau seandainya gak ke jual, mau di kemanain bakso satu buleng lengkap dengan perintilannya. Kalau pun di makan, ngebayanginnya aja udah engap.

Sumber Gambar Dok Pribadi
Sumber Gambar Dok Pribadi

"Mungkin, nanti sore banyak yang datang," Aku masih menghibur diri di tengah kegelisahan.

Tidak berapa lama, sore pun tiba ... benar kan? Banyak yang datang ... awalnya satu-satu lama-lama jadi penuh. Tapi bukan orang melainkan air hujan yang ruah dari langit mendung.

Hujan besar. Dari pagi belum ada yang beli. Aku sudah yakin gak akan ada yang beli hari ini. Frustasi? Ya ... jelas! Saking frustasinya ada rasa ingin mengobrak-abrik itu gerobak beserta isinya. Tapi, gak kulakukan, sayang juga mubazir buang-buang makanan. Akhirnya aku hanya tertawa miris. "Keadaan memang bencandanya suka kelewatan."

Cuaca mendung membuat hari bertambah gelap padahal baru pukul 07:00. Dengan perasan galau bercampur sedih kututup gerobak. Sudah tidak ada harapan lagi pikirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun