Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

1.200 Detik bersama Sang Hubabah

27 Oktober 2024   11:34 Diperbarui: 28 Oktober 2024   05:05 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Fhoto Dok Pribadi

Pertemuan yang hanya beberapa menit itu pun, berakhir dengan untaian doa yang bermuara pada sebotol air mineral. Semoga semua bisa menjadi wasilah segala kebaikan kedepannnya.

Dalam air putih yang di bacakan doa dan dzikir reaksinya akan menjadi baik. Molekul yang terkandung di dalamanya akan indah dan menjadi energi positif bagi manusia yang meminumnya.

"Semua penulis itu akan mati. Hanya karyanyalah yang terus abadi. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagaikanmu di akhirat nanti (Ali bin Abi Thalib)

"Jazakumullah khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza," Teruntuk Hubabah Faurah Alhabsyi. Atas sedikit waktu luangnya beberapa hari lalu. Kelak jika Semesta memberikan ijin untuk kembali bersua, aku ingin hanya curahatan bahagialah yang keluar dari mulut ini. semoga sekelumit tulisan ini bisa membawa kebahgiaan di akhirat kelak. Menjadi saksi jika aku pernah berinteraksi dan berjabat mesra dengan seorang hamba keksaih pilihan-Nya.

Sepecial thanks to Ustadzah Mustka Hilma A zaini. Yang telah menyeret dan menjebakku dalam lingkaran indah penuh cahaya. Di tengah oase dahaga dunia. Benar adanya jika Allah akan mengabulkan setiap doa yang kita pinta akan datang pada waktu yang tepat bukan di waktu yang cepat. Meski pada awalnya aku merasa terlambat mengenalnya. Namun, sekenario Allah jauh lebih indah dari yang kita bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun