Rasulullah mengerutkan keningnya, "Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?" tanya Rasulullah.
"Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engaku rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?"
Rasulullah menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kauketahui juga..."
Umar makin heran. "Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?"
Nabi kembali menggeleng ramah seraya berkata, "Aku juga belum tahu gerangan. Jibril belum menceritakannya kepadaku."
Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam, "Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari penghormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itu pun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini."
Mendengar penjelasan Jibril demikian, mengertilah kini Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali, karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, bahwa Ali tidak pernah ingin sengaja terlambat atau meninggalkan amalan jamaahnya. Rasulullah pun menjelaskan hal itu kepada para sahabat.
Sumber refrensi
Nama kitab: Terjemah Ushfuriyah, Terjemah Kitab Usfuriyah
Judul asal: Kitab al-Mawaidh al-'Ushfuriyyah, al-Mawaiz al-Usfuriyah
Judul asal dalam teks Arab: --