"Puluhan tahun yang lalu, aku dan ibuku tinggal di rumah ini. Setelah Ayah meninggalkanku dan ibu entah kemana. Suatu hari beberapa orang bertopeng masuk kerumah kami, mereka menculik ibuku, dan membunuhku, mereka memendam jasadku di sana," ucap gadis berambut pirang itu seraya menunjuk ke arah belakang rumah.
Mulut Tania terasa kelu. "Jadiii....kamuuu..." ucap Tania terbata, tiba-tiba tubuhnya bagaikan tak bertulang, pandangannya kabur, ia tertunduk lemas di sandaran bangku taman.
Lama Tania tidak sadarkan diri, beberapa tangkai bunga bergoyang di terpa angin malam menghantarkan embun yang mulai menjelma dengan rasa dingin menusuk tulang.
Sedikit demi sedikit kelopak mata Tania terbuka, menatap rembulan denga lingkar penuh tepat di atas kepalanya. Lama ia terdiam mencoba mengingat apa yang telah terjadi. "Clara? Di mana anak itu," gumamnya seraya berdiri dan berusaha mencari keberadaan gadis yang tadi bersamanya.
Pandangannya tertuju ke arah taman belakang rumah. Waktu masih dini hari, tanpa rasa takut Tania melangkah ke arah tempat di mana Calar menunjuk tadi.
Suasana belakang rumah sedikit lebih gelap, namun dengan jelas Tania kembali melihat sosok Clara berdiri di salah satu sudut halaman persis di samping tembok sumur tua.
Tania berlari dan berteriak, "Calara!" Tania menoleh kenan dan kekiri mencari keberadaan sosok yang baruu saja ia lihat. "Kemana dia" gumamnya.
Tania melipat lengan telapak tangan mengosok-gosok kedua bahunya. Udara semakin dingin, gundukan tanah yang sudah di padati rumput liar menarik perhatiannya. Tadi Clara berdiri tepat di sini. Ia berjongkok mencabut salah satu rumput, "Tidak keras, tanahnya cukup gembur."
Ia berlari ke arah gudang yang terpisah dari rumah utama, ekor mata menangkap sebuah scup yang bersandar di dinding gudang. Halaman belakang memang nyaris tidak pernah tersentuh. Mungkin bunda belum sempat mengingat kepindahan mereka baru saja satu minggu.
Lagi-lagi seperti ada kekuatan yang merasuk kedalam tubuh Tania dengan cekatan ia menggali gundukan tanah itu dengan scup di tangannya.