Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Lukisan di Rumah Tua

14 April 2024   14:03 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:48 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di sini?" Tania mengulang ucapan gadis yang masih duduk tanpa bergeser sedikitpun.

"Ya... Kaka sudah membuang rumahku," Tania semakin bingung di buatnya. Angin malam yang semula di rasa dingin tiba-tiba berganti dengan hawa panas yang menyergap hingga ke wajah.

Sumber gambar Bing Image Kreator digital Ai
Sumber gambar Bing Image Kreator digital Ai

Gadis itu menganggkat sedikit kepalanya dan menoleh ke arah Tania. Wajah pucat itu seperti tidak asing bagi Tania, tapi di mana ia pernah bertemu?

Lolongan suara anjing liar terdengar. Tangan kiri Tania meraba tengkuk, bulu kuduknya berdiri sementara tangan kanan meyapu wajah, seraya mencoba megingat bias wajah di hadapannya.

Tania menatap dalam sosok yang semakin jelas penampakannya, wajahnya pucat, garis alis kecil dan tegas, hidung mancung. Rambut pirang lurus tergerai, tatapan mata yang kosong dan gaun putih lusuh dan panjang menutupi seluruh tubuh gadis kecil itu hingga tidak tampak kedua kakinya. Hanya untaian gaun hingga mencapai rumput taman.

"Sebaiknya kamu ikut aku ke dalam, tidak baik udara malam di luar rumah," ucap Tania.

Gadis kecil usia sekitar 12 tahun itu menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa berdiri," ucapnya pelan.

"Kenapa?"

Tanpa bicara gadis itu menyibakkan gaun yang ia kenakan. Kedua tangan Tania menutup mulut ia terkejut melihat gadis bernama Clara itu hanya memiliki satu kaki.

"Clara! Apa yang sudah terjadi denganmu?" seru Tania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun