"Panggilkan kedua jendral kehadapanku," ucap ratu Anne. Tajam dan tegas.
Strategi pun di atur. Ratu Anne memerintahkan kedua jendral untuk menangani dua penjuru negeri. Mengawasi pergerakkan pasukan Alexander.
menyiapkan pasukan panah di atas benteng serta pasukan berkuda. Semua menempatkan di posisi strategi yang sudah terbagi.
"Imbangi setiap langkah dan pergerakan mereka, jangan biarkan menembus batas," ujar Ratu Anne dingin.
"Apa sebenarnya yang di mau Alexander dalam peperangan ini!" geramku.
"Dia hanya ingin kamu keluar dari king dom. Jika kamu tidak keluar maka dia akan mengabarkan ke semua penjuru, bahwa kamu adalah seorang raja yang pengecut," Ratu Anne selalu bisa membaca situasi.
Wanita yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi, ia pantas mendapatkan pendamping yang tidak hanya memiliki kekuasaan sebagian wilayah.
"Sekarang, siapkan infantri garis Barat. Siapkan altireri di barisan kedua, dan tambahkan pasukan panah berkuda, tempatkan mereka di atas-atas bukit dari timur hingga barat," papar Ratu Anne seraya memandangku.
"Perlukah kita menyusupkan intelejen untuk memantau situasi lawan?" tanyaku seraya memandang Ratu Anne dan kedua jendral perang.
"Sangat perlu! Siapkan kesatria terbaik, yang dapat bergerak cepat dengan kuda. Lakukan setelah prajurit garda terdepan di pasang, agar perhatian mereka teralihkan."
"Jendral, terus perkuat pertahanan wilayah timur dan barat, mereka pasti mengambil jalur perlawanan. Tetap pantau wilayah utara."