Sukses Tanpa Gelar
Oleh: N. Salbiah
Orang yang sukses tanpa gelar kerap menjadi narasi yang menarik perhatian publik. Kesuksesan di anggap validasi, bahwa pendidikan tinggi bukan satu keharusan. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar, karena banyak manfaat yang di dapat dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Disamping kewajiban seorang anak untuk menuntut ilmu dan mencapai prestasi dalam bidang akademik.
Untuk mendapatkan sebuah pekerjaan dengan posisi dan gaji menggiurkan, tidak lepas dari priode sejuh mana kita berada dalam jenjang pendidikan akademik.
Lalu bagaimana dengan kaum marjinal, menengah kebawah yang masih merasakan beban biaya pendidikan terlampau tinggi? Faktor kemiskinan masih menjadi salah satu penyebab kaum marjinal untuk tidak menempuh pendidikan bahkan dalam jenjang pendidikan tingkat dasar.
Memenuhi kebutuhan pokok masih menjadi pilihan utama dalam kehidupan dari pada memenuhi kebutuhan pendidikan.
Biaya pendidikan di Indonesia, cendrung semakin mahal setiap tahunnya. Kenaikan harga di semua bidang komponen. Dari mulai, pendaftaran, Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) atau Uang Kuliah Tunggal (UKT), peralatan seperti buku dan alat tulis hingga transportasi, belum lagi biaya perintilan lainnya yang tidak pernah luput dalam setiap bulannya. semakin membebani biyaya mengenyam edukasi mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Kesempatan selalu ada
Bagi yang tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tidak ada yang tidak mungkin di era teknologi, ada banyak kelas-kelas online yang bisa di ikuti baik yang free maupun yang berbayar dengan harga yang tidak terlalu mahal, workshop-workshop dan seminar-seminar yang terbuka untuk umum, pilih sesuai bidang yang kita inginkan. Selama kita masih bisa memegang android dan mampu memebeli kuota, banyak kesempatan di depan mata.
Bagi yang mampu menempuh pendidikan tinggi hingga gelar sarjana, teruslah mengembangkan diri dari pemikiran-pemikiran yang kritis dan rasional. Ingat! Topi toga yang di kenakan memiliki banyak sudut, itu artinya seorang sarjana mampu menilai segala apapun yang ada di hadapannya dan melihat dunia dengan banyak sudut pandang.