Dengan adanya 'budaya malu' ini, maka mereka berusaha sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan orang lain, baik dalam skala kecil (lingkungan terdekat) maupun dalam skala besar (masyarakat di kota atau negara). Penghindaran diri dari rasa malu, membuat mereka menerapkan nilai budaya/moral sosial, tanpa perlu diancam atau dipaksa.
Dengan adanya sistem pendidikan terpadu ditambah dengan adanya 'budaya malu', maka nilai budaya/moral lebih mudah terintenalisasi, sehingga nilai budaya/moral yang disosialisasikan ke dalam diri generasi muda Jepang, tidak hanya berada di dalam sistem nilai (value system) saja, namun sudah masuk ke dalam sistem keyakinan (belief system) dan menjadi nilai yang mempribadi. Â
    Â
Referensi :
Benedict, R. (1934). Patterns of Culture. New York. The New American Library.
Elkind, D and Sweet, F (2004). How to Do Character Education. Tersedia di: http://www.usoe.k12.ut.us/curr/char_ed.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H