Bumi ku yang malang
Karya : Neneng Junita
Dikala malam sedang menyapa
Bulan bersinar memancarkan cahaya
Bintang gemerlap, berkelap kelip diatas langit nan hitam
Sepoi angin menyejukkan, jangkrik bersenandung ditengah hening
Mentari datang dan awan membiru
Sesekali menghitam untuk menurunkan yang dikandungnya
Tetesan demi tetesan, menjadi rahmat bagi makhluk-Nya
Lautan terbentang gunung menjulang
Pohon nan tinggi rumput nan rimbun
Indah, sungguh indah
Bumi ku, permai..
Ah..
Itu hanya hayalku..
Sekarang ada apa dengan bumi ku
Apakah ia sedang marah?
Mengapa ku merasa bumi ku berbalik arah?
Kudatangi laut, kulihat ikan sedang terapung tak bernyawa
Ku daki gunung, ku lihat sampah dimana-mana
Ku lewati pepohonan, kiranya daun dan ranting pun sudah tak ada
Kemana? Kenapa? siapa?
Hatiku bertanya-tanya
Mengapa bumi ku tak lagi seperti dulu
Kemana keindahannya?
Ternyata itu ulah mereka
Tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannnya
Mencemari laut, membuang sampah tak pada tempatnya
Menebang pepohonan dengan angkuhnya
Bumi ku..
Sungguh malang nasibmu
Bukan kau yang ingin marah
Tapi karena kami lah yang tak bisa
menjagamu
Bumi ku..
Aku janji padamu
Tak akan mengkotorimu
Tak akan merusak mu
Tak akan menghianatimu
Bumi ku..
Kau sudah berjasa kepada kami
Memberikan kehidupan dan merasakan keindahanmu
Kau adalah Nikmat Tuhan
Yang harus kami rawat dan jaga..
Kami sayang padamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H