MISTERI SENJA DI STASIUN BEKASI
Â
Libur telah tiba, suka cita disambut gembira oleh anak-anak dengan serentetan permohonan perjalanan wisata. Perjalanan liburan kali ini berbeda dari biasanya anak-anak ingin melakukan perjalanan istimewa yaitu perjalanan  dengan menggunakan kereta api. Kami memutuskan liburan kali ini dipusatkan ke kota Bogor. Perjalan Bekasi-Bogor adalah tujuan keseruan liburan Kami, perjalanan pulang pergi menggunakan kereta api, berangkat pulang dari dan ke stasiun kota Bekasi.
Untuk meringankan dalam perjalanan, tas besar atau koper kami hindari. Masing-masing membawa tas ransel berisi keperluan dalam perjalanan sebagai tanggung jawab pribadi. Karena kami tidak menginap cukup membawa 1 stel baju ganti maka tas ransel tidak terlalu padat.
Perjalanan dimulai pagi hari, setelah sholat subuh berjamaah di masjid Al-Barkah alun alun kota Bekasi. Kami menuju stasiun kota Bekasi. Pagi yang cerah di stasiun Bekasi telah banyak dipadati banyak pengunjung  baik anak-anak, remaja  dan orang tua yang akan melakukan perjalanan. Perjalan sesuai dengan kepentingan, ada yang berangkat bekerja  maupun perjalanan mengisi waktu libur dan lain-lain. Banyak diantara pengunjung membawa tas-tas besar maupun koper yang akan mereka bawa saat berlibur, terlihat sangat merepotkan.
Tawa canda dan bernyanyi gembira menghiasi perjalanan Kami. Walau di dalam kereta api kami tidak mendapat tempat duduk, anak-anak tetap gembira membahas semua hal yang mereka lihat membuat suasana tampak ceria.
Setelah melakukan perjalanan panjang berkeliling kota Bogor kami kembali di stasiun kota Bekasi pada sore hari, Stasiun kereta api  tidak kalah ramainya seperti tadi pagi kami berangkat. Sungguh keadaan yang tidak sesuai dengan prediksi kami. Keramaian stasiun terus berlangsung, datang dan pergi pengunjung seakan tidak ada habisnya walau hari sudah sore menjelang malam.
Anak-anak terlihat tidak ada lelahnya terus bernyanyi dengan gembira. Bercanda tertawa riang gembira. Tiba-tiba pandangan kami tertuju pada pengumuman yang dikeluarkan dari pengeras suara yang ada di stasiun. Pengumuman bahwa kereta api cepat akan segera lewat. Semua pengunjung stasiun di minta untuk memperhatikan area jalan. Diingatkan kembali untuk tidak mendekat jalur jalannya kereta api.
Tiba-tiba terlihat seorang anak balita kecil lari terlepas dari pegangan seorang anak berusia kira-kira 11 tahun yang kami prediksi adalah kakak dari anak tersebut. Kakak tersebut mengangkat adiknya ketengah menjauh dari area jalur jalannya kereta api, akan tetapi kakak terpeleset dan jatuh ke jalur jalannya kereta api. Serentak semua yang ada di stasiun berteriak histeris dan terpana tak dapat berbuat apa-apa. Tidak lama kemudian kereta api cepat berlalu dengan suara yang sangat nyaring mengiris hati bagi siapa saja yang melihat kejadian itu.
Ibu dari anak tersebut berteriak histeris memeluk anak yang digendongnya dan anak kecil yang tadi berlari terlepas dari pegangan kakaknya. Melepas tas koper yang dibawanya dan bawaan lainnya yang sungguh sangat merepotkan. Â Tanpa disadari kami pun berpelukan dan berpegangan tangan merasakan bagaimana sedih dan takut membayangkan apa yang terjadi pada anak tersebut. Dalam hati kami berdoa dan berharap semoga ada mukzijat yang muncul dari peristiwa ini.
 Ayah kami bingung tak mengerti apa yang terjadi, karena tidak melihat rangkaian kejadian tersebut. Ayah memegang kami, melindungi kami dengan terus mengatakan ada apa dan ada apa. Ayah meminta kami untuk terus berdoa dan memohon kebaikan. Tak lama kemudian adzan magrib terdengar dari masjid yang berada di sekitar stasiun.
Setelah kereta berlalu, dengan sigap tim keamanan yang bertugas di sekitar stasiun segera mengamankan lingkungan sekitar kejadian. Semua orang dilarang mendekat. Terlihat anak kecil tersebut tergeletak di atas rel kereta api tanpa luka maupun darah sama sekali. Setelah kemananan mengangkat anak tersebut keatas dan meletakannya dilantai dan memberi aroma pengharum dari sebuah balsam ke hidung anak tersebut dan menggosokannya di sekitar leher. sebuah mukzijat besar terjadi, anak tersebut sadarkan diri. Ternyata anak tersebut pingsan. Sambil menangis anak tersebut menceritakan bahwa Ia bergantung beberapa menit pada sisi tembok jalan rel kereta api dengan kondisi ketakutan selama kereta cepat berjalan dan terjatuh ketika kereta api telah berlalu. Ia merasakan pegangan tangan pada tembok terasa sakit dan seluruh badan lemas. Serentak semua pengunjung yang berada di sekitar anak tersebut mengucapkan syukur Alhamdulilah, anak tersebut selamat.
Kamipun berlalu dari tempat kejadian dan mencari menuju masjid alun alun kota Bekasi untuk melaksanakan solat magrib berjamaah. Setelah solat kami berdoa bersama mengucap syukur atas kebahagiaan yang telah diberikan hari ini. Tak lupa kamipun belajar dari pengalaman hari ini yaitu dalam melakukan perjalanan usahakan untuk tidak membawa banyak barang secara berlebihan dan pastikan bahwa anak-anak terlindung dengan aman dari segala gangguan yang ada disekitar. Pastikan berjalan pada jalur yang sudah di tentukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ciptakan perjalanan menyenangkan, aman dan nyaman dengan mematuhi peraturan yang berlaku.
Neneng Harti Suswati, Kepala Sekolah Penggerak SMPN 2 Babelan dan Anggota Dewan Eksekutif APKS-PGRI Kabupaten Bekasi, APKS Guru menulis
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H