Mohon tunggu...
Neneng Faridatul Husna
Neneng Faridatul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Apapun Masalhnya Pasti ada jalannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Investasi Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19

27 Desember 2020   17:03 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:24 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan perkembangan zaman saat ini  dunia usaha dan industri mengalami perkembangan yang semakin pesat. adanya perusahaan-perusahaan yang bermunculan hal ini dapat mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang tinggi bisa terwujud. Keuntungan perusahaan adalah dasar pengambilan keputusan di masa depan. 

Namun bagi investor, laba menjadi dasar penilaian kelayakan sebuah perusahaan investasi. Investor perlu mempertimbangkan semua aspek untuk menilai jenis perusahaan yang layak diinvestasikan. Terutama pada keadaan saat pandemi ini kita harus cermat-cermat dalam memilih perusahaan untuk menanam investasi.

Sebelum adanya  pandemi Covid-19,  kondisi ekonomi global masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Bahkan sebelum konferensi Covid-19, perekonomian global masih diselimuti beberapa ancaman, yaitu ketegangan geopolitik antara Perang dagang antara Amerika Serikat dan Iran, Amerika Serikat dan Uni Eropa disebabkan oleh kesepakatan hijau Uni Eropa, serta konflik antara Amerika Serikat dan China. Perang dagang dan masalah Brexit yang belum selesai. Namun sebelum pandemi Covid-19, kondisi ekonomi global secara keseluruhan masih bagus dan ada prospek investasi.

Dilihat dari IHSG perekonomian masih terlihat baik, yang mencapai 6300 pada awal Januari, tidak hanya perekonomian global yang tetap optimis, namun perekonomian nasional masih cukup baik bahkan sebelum pandemi, ini merupakan hasil yang menggembirakan bagi Indonesia. Tak hanya itu, prospek perekonomian nasional tetap stabil dengan laju pertumbuhan ekonomi 5 hingga 5,5%. Kemudian pemerintah merumuskan regulasi, keadaan rupiah sudah stabil dan cadangan devisa kita yang bagus telah menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Kondisi pasar modal setelah pandemi. Virus Covid-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada awal atau pertengahan Maret lalu. Setelah virus ditemukan, tren IHSG menurun. Karena isu Covid-19 saat itu, isu tersebut mulai menyebar dari Wuhan hingga Jepang, Korea Selatan dan Singapura, negara yang paling dekat dengan Indonesia. 

Karenanya, penurunan ini menyebabkan IHSG kita turun di bawah 4000. Tentunya penurunan tersebut tidak lepas dari sentimen investor yang menilai pemerintah Indonesia saat itu tidak serius menanggapi Covid-19, sehingga sentimen tersebut muncul saat terjadi krisis kesehatan. Membuat investor lebih cenderung menarik modalnya dari pasar modal, yang tentunya akan berdampak pada penurunan harga saham.

Covid-19 berdampak pada perubahan pasar modal Jika ini investasi, perubahan pasar modal akan sangat dipengaruhi oleh perusahaan. Saat PSBB terjadi, banyak perusahaan yang bangkrut. Jika dilihat saat ini, perusahaan yang terdaftar di pasar modal yang berperan dalam industri pariwisata semuanya negatif. Jadi, jika kita lihat, tidak hanya aspek keuangan perusahaan yang terkena pandemi Covid-19, namun aspek aktual dan fundamentalnya pun ikut terpengaruh. Oleh karena itu, wajar jika harga saham turun, bahkan saat ini kinerja harga saham tidak sebaik sebelum pandemi.

Meski banyak perusahaan yang tidak dapat bertahan dalam kondisi saat ini, perusahaan telekomunikasi justru telah meningkatkan kinerjanya selama pandemi ini. Selama pandemi ini, Telkomsel, XL dan Indosat telah meraup keuntungan yang cukup besar karena meningkatnya penggunaan Internet selama bekerja dari rumah (WFH) dan belajar di rumah. 

Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman (seperti Indofood) juga mengalami perkembangan yang baik, karena walaupun pandemi sudah melanda, kinerja perusahaan mereka tetap membaik. Hal ini dikarenakan Indofood sudah berproduksi dan saat ini membutuhkan Kebutuhan dasar.

Perilaku investasi investor selama pandemi Volatilitas pasar modal akan mempengaruhi perilaku investor dalam berinvestasi, karena kami tidak hanya menganalisis pasar modal, tetapi juga menganalisis pasar modal dari perspektif keuangan perilaku investor atau ekonomi perilaku. 

Jika para investor ini cenderung menghindari risiko atau bahkan investor moderat, maka mungkin investor tersebut akan memilih untuk menarik dana dari pasar modal dan kemudian menginvestasikan dananya dalam rencana lindung nilai, alat investasi atau investasi berisiko rendah seperti emas. Jika investor adalah pengambil risiko, ia tetap dapat mempertahankan investasinya.

Saran investasi yang bijaksana untuk saat ini, tidak ada yang tahu investasi apa yang paling tepat. Sebaiknya tentukan dulu risiko investasi Anda. Apakah kita cenderung menjadi orang yang menghindari risiko (menghindari risiko), moderat, atau mengambil risiko (suka berpetualang). Dalam ketidakpastian yang tinggi saat ini, orang yang menghindari risiko akan memilih alat investasi dengan stabilitas yang baik, seperti emas. 

Sekarang, berinvestasi emas menjadi sangat mudah karena Anda tidak perlu membeli emas secara langsung, tetapi Anda dapat mencicilnya di bank syariah. 

Pilihan lainnya adalah menggunakan kontrak mudhorobah untuk berinvestasi di obligasi atau deposito syariah ritel. Di saat yang sama, mereka yang tergolong risk taker pasti akan memilih alat investasi berisiko yang memberikan return tinggi. Di pasar saham, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman saat ini menjadi yang terpenting. 

Dengan menganalisis aspek-aspek dasar laporan keuangan perusahaan maka akan mencerminkan apakah perusahaan tersebut layak untuk diinvestasikan. Salah satu referensinya adalah belanja modal perusahaan, semakin tinggi nilainya maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk terus tumbuh dan otomatis menghasilkan return yang cukup besar bagi investor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun