Aku : adanya cuma segini pak (sambil menyerahkan uang kembalian dari tukang sayur, dengan kondisi masih terlipat2 dan lecek) sebanyak Rp 20.000.,
Petugas : ya sudah bu tidak apa-apa (sambil menerima uang tersebut)
Sungguh kejadian pada siang itu membuatku tidak habis fikir, ternyata di era reformasi seperti ini, mental preman masih saja melekat di lingkungan peradilan dimana seharusnya manusia yang bekerja dan mengabdi di sana harus bertingkah mengayomi masyarakat pencari keadilan. Sungguh aku tidak menduga bahwa dibalik safari yang mentereng, dan Blackberry  yang ditenteng, ternyata masih bersembunyi mental pengemis sehingga uang lecek Rp 20.000 saja masih diterima dengan senang hati.
Aku jadi berfikir, apakah petugas tersebut memang tidak punya harga diri???? ataukah gaji yang didapat masih kurang???? siapa yang salah dalam hal ini?????
Sepanjang jalan, aku merenung.... alangkah rendahnya nilai manusia semacam itu, di balik safari masih meminta uang receh Rp 20.000, subhanallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H