Mohon tunggu...
NENDEN NURAENI
NENDEN NURAENI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Saya adalah mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang angkatan 2021 yang gemar membaca novel dan menulis. Literasi bukan hanya hobi bagi saya, melainkan juga sebuah bentuk ekspresi diri. Saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia baru. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berusaha memberikan inspirasi dan meninggalkan jejak di dunia literasi. Saya sangat menghargai dukungan dari pembaca, jadi jangan ragu untuk memberikan like dan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap tulisan saya."

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

2024 Pertalite Akan Dihapus, Apakah Harga BBM Akan Melonjak?

3 September 2023   11:58 Diperbarui: 5 September 2023   14:47 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PT Pertamina (Persero) tengah merencanakan perubahan besar dalam industri bahan bakar Indonesia pada tahun 2024. Rencana ini melibatkan penghapusan Pertalite, varian bensin dengan nilai oktan 90, dari pasar. 

Tujuan utama dari langkah berani ini adalah untuk mereduksi emisi karbon yang merusak lingkungan serta mengurangi polusi udara yang semakin parah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, Pertamina sedang mengkaji cara untuk meningkatkan bensin Pertalite subsidi (RON 90) menjadi RON 92, sebanding dengan Pertamax, dengan menambahkan 7% etanol (E7), menciptakan apa yang disebut Pertamax Green 92.

Rencana ambisius ini merupakan bagian integral dari program "Blue Sky," sebuah inisiatif internal di Pertamina yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas udara dan memperkecil dampak lingkungan dari industri bahan bakar. Implementasi dari program ini akan menggantung pada keputusan akhir dari pemerintah.

Tentu saja, rencana untuk menghapus Pertalite dan memperkenalkan Pertamax Green 92 tidak datang tanpa kontroversi. Sejumlah pengamat mengkritik langkah ini, mengklaim bahwa ini akan memaksa konsumen untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk bahan bakar. Meski demikian, Pertamina dengan teguh mempertahankan rencana ini, mengklaim bahwa hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kualitas udara dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Menghadapi potensi kenaikan harga bahan bakar yang akan datang, konsumen harus mempersiapkan diri untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengisi tangki kendaraan mereka. Meskipun ini mungkin tampak sebagai beban, kita tidak boleh melupakan manfaat jangka panjang yang mungkin diberikan oleh program "Blue Sky." Jika berhasil, program ini akan membawa perubahan positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Tidak hanya itu, Pertamina juga berpendapat bahwa dengan menghapus Pertalite dan menggantinya dengan Pertamax Green 92, impor bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dapat berkurang secara signifikan. Saat ini, negara ini masih mengimpor sekitar 20% dari kebutuhan BBM-nya. Oleh karena itu, langkah ini juga dapat mendukung kemandirian energi Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa belum ada keputusan final terkait rencana penghapusan Pertalite dan pengenalan Pertamax Green 92. Meskipun ada spekulasi tentang kenaikan harga BBM, pemerintah belum mengonfirmasi rencana tersebut. Ini mengindikasikan pentingnya transparansi dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perubahan ini.

Dalam menghadapi kemungkinan kenaikan harga BBM, kita harus memahami bahwa subsidi yang diberikan oleh pemerintah telah menjadi beban yang sangat besar bagi anggaran negara dan semakin menipis. Dengan demikian, penyesuaian harga BBM menjadi suatu keharusan untuk menjaga keberlanjutan subsidi dan mencegah kenaikan harga yang lebih tinggi di masa depan.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan penjelasan yang jelas dan transparan kepada masyarakat tentang rencana kenaikan harga BBM, serta memastikan bahwa bantuan tunai dan subsidi BBM disalurkan dengan tepat sasaran. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat menghadapi kenaikan harga BBM dengan bijak dan memahami alasan di balik perubahan ini.

Secara keseluruhan, rencana Pertamina untuk menghapus Pertalite dan menggantinya dengan Pertamax Green 92 masih dalam tahap studi dan memerlukan persetujuan pemerintah. Ini adalah langkah yang memiliki dampak besar, dan sambil kita mempersiapkan diri untuk kemungkinan kenaikan harga, kita juga harus membayangkan masa depan yang lebih bersih dan sehat untuk lingkungan dan masyarakat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun