Mohon tunggu...
nency_118
nency_118 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Eksis Tak Harus Ekstrim

20 September 2015   20:42 Diperbarui: 20 September 2015   20:42 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : m.bintang.com

Pengguna Internet di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian We Are Social yang dilansir dari (wearesocial.sg) pada bulan Agustus 2014 pengguna internet sekitar 41% dan pada bulan Agustus 2015 naik menjadi 43%. Pengguna media sosial juga terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Media sosial dari masa ke masa juga semakin berkembang, dapat dilihat dari banyaknya media sosial yang bermunculan seperti instagram, path, snapchat, periscope, twitter , whats app, line dan lain-lain.

Media sosial yang akan saya bahas adalah Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk mengunggah foto atau video. Bahkan dari Instagram kita dapat melihat foto atau video dari seluruh dunia. Kita dapat saling bertukar informasi dari foto atau video tersebut dan juga dapat menjalin pertemanan. bagi seorang penyuka selfie instagram juga memiliki manfaat sebagai ajang eksis.Namun keeksisan terkadang membuat orang ingin melakukan suatu hal yang berbeda yaitu melakukan hal hal yang ekstrim atau melakukan pose yang menantang maut, seperti selfie di atas tower, selfie di tepi jurang, dan selfie di atas gedung yang dilakukannya tanpa pengaman. Beruntung bagi orang-orang yang melakukan pose menantang maut itu masih selamat. Contoh kasus foto yang menantang maut adalah Eri Yunanto mahasiswa yang jatuh ke kawah Gunung Merapi karena foto di puncak garuda, Eri terpeleset dan jatuh, dilansir dari (m.detik.com)

Depedency Theory menurut Melvi Defluer dan Sandra Ball Roceach yang menyatakan bahwa semakin seseorang bergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu, dilansir dari (ilhamkusumah.blogspot.co.id). teori tersebut berkaitan dengan perilaku pengguna instagram yang berpose menantang maut dimana mereka telah bergantung dengan media sosial instagram sehingga untuk memenuhi eksistensinya rela berpose ekstrim.

Dari contoh kasus diatas kita dapat memetik hikmahnya, yaitu hati-hati jika ingin berfoto yang ekstrim dan jangan ceroboh, gunakan pengaman dan yang terpenting utamakan keselamatan. Karena nyawa lebih berharga daripada sebuah foto. Foto juga tidak harus ekstrim, kita bisa mendapatkan foto yang bagus dengan mencari angle yang bagus dan pencahayaan atau mencari lokasi yang bagus namun tidak berbahaya. Mendapatkan foto yang bagus juga tergantung dengan kreativitas diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun