Dan ada cerita rahasia antara aq dan alm. Bapak qu karena peraturan ini. Saat aq berdua Bapak jalan-jalan...mendadak ngiler kabita pengen makan pecel lotek. tapi kami berdua sadar Mama' masak dirumah...wah bisa huru hara kalo tidak makan dirumah karena sudah kenyang makan lotek/pecel diluar...haha. Jreng..jreng...kabita yang membara membuat kami nekat tetap beli dan makan lotek pecel ditempat nya. Hmm..enyak enyak...kesampaian. Saat di motor pulang ke rumah Bapak wanti-wanti nanti di rumah harus makan walo sedikit. Nyamar.
Padahal rasanya alm. Bapak qu itu tidak relijius. Ibadahnya standar sholat saja tapi setelah dewasa apa yang di doktrinnya termasuk sunnah Rasul semua.Â
Pesan yang aq tangkap adalah betapa akan menjadi petaka lah bila hidup tidak bersyukur itu. Dan berhasillah doktrin itu menyerap pada diri qu ... hiks jadi kangen alm. Bapak deh.
Santap bersama dengan kebebasan aq, kakak atau adik qu yang menentukan makanan apa atau tempat dimana adalah hadiah bila kami berprestasi atau berkelakuan baik istimewa. Atau saat ulang taun. Kalo aq sih favoritnya...sateee.
Kalo santap bersama bukan bagian dari ritual berharga keluarga orang tua qu dulu....hmm...Akankah aq menjadi pencela makanan (lalu lanjut jadi pencela apa saja) ? Akankah aq jadi suka mubazir tanpa feel guilty ?Â
Kami dan Anak-anak benar-benar harus bekerja keras pada bagian ini saat sudah bersekolah yang kebanyakan teman-temannya suka mencela. Alhamdulillah santap bersama terjadi hampir selalu 3x sehari. Jadi saat sudah dirumah dan bersantap bersama, racun-racun celaan bisa dinetralisir kembali. Fiuuh...
Santap bersama itu benar dua (tadi benar satunya udah) momen berharga. Ada cerita, cinta, nasehat mujarab yang harganya tak bisa dicapai oleh deret angka berapapun