Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kaya Itu Sebenernya Apa Sih?

27 Agustus 2014   23:48 Diperbarui: 16 Januari 2016   17:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau dah bs naik mobil sendiri kemana-mana masih ngeluh capek lah bolak balik jemput anak, blum kalo macet, nyari parkir dll. Blum kalo yang gila puji puja, dah punya 3 pasang sepatupun masih jg harus beli baru atau selalu ingin jd orang yang paling dulu punya gadget paling baru dan paling canggih walaupun sebenarnya ga butuh yang penting orang tau dan sejenisnya hanya biar dikagumi hanya biar dipuji. Paling parah malah jd serakah sampai hak orang lain pun masih di ambil. Atau pun malah jd bakhil kikir dan senangnya mubazir (semacam hobi ngumpulin makanan untuk menuhin kulkas padahal dimakan mah kagak). Nauzubilamindzaliq...

Itulah kenapa disebutkan bahwa apapun kondisi kita, entah itu kaya atau kurang kaya itu sebagai ujian. Kalo namanya ujian kita pasti mengisinya dengan hati-hati agar semua jawaban ujiannya benar semua kan ?

Kalo sudah begitu kaya itu sebenernya apa sih? Orang disebut kaya itu kalo apa sih ?

Kalo melihat seperti itu aq jd mikir kadang mang pantas banyak orang yang tidak dikabulkan untuk jd kaya, karena dianggap sm ALLAH SWT akan merubah mereka menjadi lebih buruk dr kehidupan yang sudah ada ( apalagi blum mencapai kaya sj sudah swombong, kikir, lidahnya ga ada bosennya berkeluh kesah dll). ALLAH SWT berusaha menyelamatkan kita dr pribadi yang buruk. Yang nantinya hanya akan disibukkan untuk mencintai dan memenuhi gemerlapnya dunia, sibuk berfoya-foya lupa ibadah. Berarti ALLAH SWT tuh sayang sama kita dan ALLAH SWT MAHA MNGETAHUI. Walopun kondisi banyak harta itu lebih baik terutama kalo dijadikan ladang amal ibadah. Jd lebih mudah kalo mau mendirikan mesjid, memberangkat haji orang lain, menyekolahkan dll.

Percaya ga, segimana pun keadaan kita pasti ada yang mengatakan kita lebih. Jd ga mungkin kita adalah manusia paling miskin, paling menderita sedunia KECUALI kalo kita menginginkan 'gelar' itu menetap dalam hidup kita sehingga menjadikan hidup kita benar adanya seperti itu maka pertahankanlah pikiran seperti itu. Kata orang yg ga punya kendaraan orang yg punya sepeda itu kaya, kata orang yg punya sepeda orang yg punya motor itu kaya, kata yg punya motor orangyg punya mobil itu kaya, kata yg punya mobil orang yang punya mobil merk tertentu itu kaya begitulah seterusnya kalo mengukur kaya berdasarkan angka. Karena angka itu tiada batasan. Berarti bener kan kalo kita semua itu kaya...menurut orang yang berada 'dibawah' kita.

Kalo sudah melihat seperti itu jd hilang rasa ingin kaya versi seperti mereka. Mungkin itulah makna yang harus aq ambil karena sering dipertemukan dengan orang-orang yang aq sebutkan tadi yah...agar aq bs jd orang yang mampu 'mengecilkan dunia hanya segenggaman tangan', aq lah yang mengendalikan dunia bukan sebaliknya...semoga. Mungkin pasti iri kalo sudah lah kaya, ahli ibadah, lisannya terjaga dr keluh kesah dan menghina, orangnya amanah, hidupnya biasa sj dan sederhana...

Alhamdulillah dulu diasuh yang mengajari cara hidup sederhana. Jangan harap mau punya sepatu lebih dari 2 pasang. Pokoknya kalo barang masih berfungsi ga bisa minta beli yang baru.

BELI FUNGSI BUKAN GENGSI ATAU PENGEN KE PUJI. BELI BUTUH BUKAN MAU.BELILAH KALO MAMPU BUKAN MAKSA BELI BIAR TERLIHAT MAMPU.MALU ITU KALO PURA-PURA BERGAYA HIDUP SOK MAMPU.Gitu deh doktrin nya.

Ga ada abisnya kalo beli sesuatu berdasarkan hal seperti itu, pengen sama dengan orang lah dll. Kalo masakan/lauk pauk dirumah belum habis yaah harus abis dulu baru bisa beli makanan lain kayak sate atau lotek biasanya. Pola asuh orang tua juga kalo menurut aq sangat berpengaruh yah. Dan aq betul-betul kembali menerapkan kesederhaan dan selalu bersyukur seperti yang diajarkan orang tua qu dulu. Fiiuhhh ga kebayang kalo dulu dicontohin suka ngegampangin segala hal. Segala keinginan selalu diturutin...

Jd...ternyata menurut aq nih yah yang mencukupkan kebutuhan kita, yang membuat kita bahagia itu ada dalam diri kita sendiri. Letaknya di dalam pikiran dan hati kita.Bukan ditentukan dari seberapa banyak harta yang kita punya atau jabatan apa yang kita jalani seperti yang sering kita kira selama ini.

Caranya pun mudah...pertama harus percaya dan yaqin bahwa pikiran dan hati kita lah yang menentukan apapun dalam hidup kita mau itu bahagia, susah, berhasil atau gagal bukan sesuatu yang diluar kita, kemudian bahagiakan orang lain atau pikirkan hal-hal apa sj yang membuat kita bahagia. Bersyukur tiada henti , berdoa, beribadah, berlapang dada dan hanya berharap dan meminta kepada ALLAH SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun