Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maksud Hati Ingin Mengajarkan Jiwa Entrepreneur Sejak Dini, Apa Daya Kuasa Guru Lebih Berjaya

24 Oktober 2014   23:40 Diperbarui: 18 November 2015   05:21 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksud hati mau melatih anak jiwa pengusaha dengan berjualan cemilan jadul di sekolah SAAT PULANG SEKOLAH, ealah baru jalan seminggu lebih, kemaren di panggil wali kelas. Disuruh mikir PANTAS ga NYURUH anak jualan ? Dan hal-hal negatif lainnya soal anak qu berjualan di sekolah. Dan saat suamiqu (kebetulan yang jemput saat itu hanya suami aq) ' melawan' kata-katanya wali kelas, wali kelas pun menjadi 'bersemangat' mengumbar (kembali) hal-hal negatif tentang anak qu selama di kelas. HANYA HAL-HAL NEGATIF SEMUA. Ga satupun kebaikan kelebihan anak qu terucap dari wali kelasnya !!!!!! Dan suami aq memilih diam saja (karena memanglah akan percuma membela diri pada orang yang sudah membenci, orang yang terlanjur berpikiran negatif) Ini saja rasanya ngeri, takut ke depannya anak qu dapat kekerasan verbal dari wali kelas tersebut.

Dan semua ini terjadi karena wali kelas anak qu itu MENDAPAT LAPORAN DARI ORANG TUA MURID !!!!!! Fffiuuh, apa yaah yang diomongin orang tua murid saat melaporkan anak aq berjualan koq wali kelas bisa 1000% super  men'dukung'nya ?? Langsung menelan mentah-mentah laporan tersebut ?

Bener-bener ajaib, entah bagian mana, entah apa dari proses anak qu berjualan disekolah SETELAH PULANG SEKOLAH yang MENGANGGU MEREKA, entah ORANG TUA entah itu WALI KELASnya ?!! Apakah saat melihat dagangan anak aq banyak yang beli, banyak laku trus mereka ga kebagian ? Maunya dapat JATAH kayak preman gitukah ?? Harus BAYAR LAPAK karena berjualan didalam lingkungan sekolah ??

[caption id="attachment_369146" align="alignleft" width="300" caption="Segini ajaaa dagangannya...:("][/caption]

Kalo soal KEPANTASAN, kalo dibalik tanya begini "pantas ga, buku sudah gratis tetap harus bayar 'paksa' hanya karena pas nerima sudah disampul plastik dan dilabeli nama anak ?? "

Entah bagaimana 'cerita'nya, entah bagaimana 'prosedur' orang tua murid tersebut bisa mendapat 'order' nyampul buku pelajaranitu. Pokoknya ada satu orang tua murid yang menagihkan hal tersebut saat awal masuk sekolah (SD kelas 1).

Padahal  aq sudah beli plastik meteran untuk keperluan tersebut jadi ga ke pake. PANTAS ga tuh ? BUKU SUDAH GRATIS masih diutak atik, masih teuteup bisa jadi DI'PROYEKIN' BEGITU ?? Kalo aq ngadu ke wali kelas...kira-kira aq yang di bully atau orang tua murid tersebut ya ?? O:)

Atau PANTAS ga dalam satu hari sekolah hanya mengadakan lomba mewarnai saja yang di'sponsori' suatu produk makanan tertentu ? Demi apa ? Kreatifitas anak ? Yaqinn ?? Membiarkan siswa di'doktrin' produsen produk tersebut dengan yel-yel/jingle iklan produk mereka ? PANTAS ga ? Ahh...ya pasti pantaslah, orang itu mah berarti mereka dapat bagian, ada untungnya. Kalo aq kan....apalah ...:(

Sementara banyak orang tua murid lain yang komentar "bagus Pak (ke suami aq) anaknya dilatih dari kecil jiwa enterpreneurnya" (bener ga tuh nulisnya?), NAMUN wali kelas lebih MEMILIH TERHASUT oleh laporan ORANG TUA MURID yang beropini negatif soal anak qu yang berjualan saat pulang sekolah. Berjualan saat pulang sekolah yang paliing lama itu hanya 1 jam. Itu pun jarang. Lebih banyak kurang dari itu. Karena semua terserah dia.


Dan tadi dia sudah ga mau lagi berjualan. Dia ga mau cerita sudah diomongin apa aja sama wali kelasnya soal jualan. Menghindar terus. Akhirnya kita membesarkan hatinya, "ntar kita cari tempat jualan lain aja ya...di Gasibu apa di Dago pas Car Free Day ya" kata Aq. "Ta..iya bener Ma" jawabnya.

14141429701585904489
14141429701585904489
Kotak Uang dan Buku Jualan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun