3. Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi, misal:
- Seperti apa orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir, dan merasa?
- Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?
- Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?
- Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?
4. Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan. Â Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret, seperti:
- Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan kapan?
- Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
- Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan?
- Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?
- Apa langkah besar (inovatif, terobosan, berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan?
5.  Atur Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan seperti:
- Siapa yang akan terlibat mewujudkan rencana-rencana?
- Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?
- Siapa yang akan bertanggungjawab, siapa yang akan menindaklanjuti/memberikan umpan balik suatu laporan?
- Siapa yang akan memonitor batas waktu?
Tahapan-tahapan BAGJA ini adalah upaya mewujudkan suatu perubahan positif untuk kemajuan sekolah yang selaras dengan visi sekolah. Melalui pendekatan inkuiri apresiatif yaitu, mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sehingga kelemahan, kekurangan dan ketiadaan menjadi tidak relevan.Â
Berpijak dari hal positif tersebut, sekolah kemudian menyelaraskan hal positif atau kekuatan dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas sekolah.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi.Â
Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Langkah-langkah kongkrit yang bisa kita lakukan dalam menerapkan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif adalah:
- Menyusun rencana perubahan
- Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif
- Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah
- Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat
- Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders
- Pendekatan psikologi positif.
Dari semua langkah yang kita susun kita harus mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan, dengan satu tujuan yaitu mengatasi kelemahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H