Kondisi yang semakin memprihatinkan akibat banjir lahar dingin mengakibatkan banyak kerusakan baik sawah sumber penghasilan warga, tempat tinggal, kantor kepala desa, peternakan ayam, sekolahan, jalan-jalan, dan lain sebagainya.
Setiap hujan mulai mengguyur desa Gempol Jumoyo Salam, desa Sirahan, Seloboro, hingga desa Plosogede, warga menjadi was-was. Saya mencoba menelusuri banjir lahar dingin yang kami fokuskan di Kab.Magelang Jawa Tengah ini bersama ayah saya. Kami adalah warga desa Plosogede. Jika ditelusuri dari arah Barat ke Timur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi ada Kali Belan yang sealiran dengan kali Senowo, Kali Blongkeng yang sealiran dengan Kali Lamat, Kali Putih, Kali Batang, dan Kali Krasak. Semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi ini akan bertemu di Sungai Progo dan bermuara di laut. Adapun sungai yang tidak berhulu di gunung Merapi adalah Kali Jengking dan Kali Ngingas yang berkelurahan di Desa Plosogedhe. Kedua nama sungai ini termasuk sungai yang berbahaya jika terjadi luapan dari kali Putih, bila mana kali Putih tidak kuat menopang kuatnya arus banjir lahar dingin yang membawa material-material padat. Sedikit ide yang tersirat dalam benak kami, bagaimana jika semua bendungan di kali Putih di jebol saja. Mengapa demikian? Karena bila semua bendungan di Kali Putih di jebol, maka arus banjir yang membawa material-material seperti batu dan pasir itu akan menggerus dinding-dinding sungai dan akan menjadikannya seperti sungai purba. Jadi aliran arus bisa langsung mencari jalurnya sendiri dan segera membawa pergi material-material yang dibawanya. Maka banjir lahar dingin tidak akan menerobos permukiman lagi karna ruang dan jalur sungainya sudah dikembalikan seperti dahulu. Bagaimana dengan perumahan-perumhan warga yang di sekitar sungai? Untuk perumahan warga akan tetap aman. Kesalahan yang terjadi seperti penumpukan material di kanan kiri jalan, seperti di Gempol dan Desa Sirahan beberapa waktu lalu justru akan lebih membahayakan. Hal ini bisa dikaji, jika material-material dari banjir lahar dingin ini ditumpuk hingga menggunung di kanan kiri jalan kemudian diterjang banjir susulan lagi malah akan masuk ke kampung-kampung di sekitar sungai tersebut. Hal ini bisa dirasakan kemarin tanggal 4 Februari 2011 yang mana banjir besar kembali terjadi dan material-material kembali menyeruak masuk ke pemukiman penduduk.
(◕ ◡ ◕)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H