Sebagaimana banyak diberitakan diberbagai media 24 anak meninggal akibat Kejadian Luar Biasa  (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat Papua dan bisa saja korban bisa bertambah karena masih dalam tahap pendataan.
Kepala Bidang Pencegahan Masal Kesehatan, Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengatakan KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat terjadi sejak Oktober 2017 sampai Januari 2018 tercatat 171 anak di rawat inap di RS Agast dan 393 anak rawat jalan.
Menurut mantan Komnas HAM Natalius Pigai, selama ini suguhan yang berlebihan ttg pembangunan di tanah Papua seperti pembangunan jalan, jembatan, gedung pencakar langit, jembatan yang melintasi laut jalan yang bebas hambatan dan rela kereta api ditampilkan untuk menutupi kejadian yang tragis di wilayah timur Indonesia.
Dan para penguasa mengatakan bahwa Papua sudah seperti Jakarta baik pendidikan maupun kesehatan. Â kematian bayi berantai di Papua tersembunyi di balik pencitraan yang berlebihan (nusantara.rmol.co)
Orang Papua dalam masalah besar hidup dibawah tekanan, tantangan, rintangan, ratapan, penderitaan dan kesedihan, dalam sisi ekonomi mereka sangat memperhatinkan dan ironisnya mereka berada dalam wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah.
Disini terlihat para penguasa mementingkan pencitraan dan kelompok untuk mempertahankan kekuasaan hanyalah produk dari sistem penguasa.
Para penguasa dalam pandangan Islam adalah  mengatur  rakyatnya sehingga tidak ada yang terzalimi termasuk hak para bayi sebagai generasi penerus untuk hidup layak.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw "jika amanah telah disia-siakan,tunggulah saat-saat kehancuran." Seorang baduwi Arab berkata "bagaimana amanah itu disia-siakan?" Beliau bersabda "jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, tunggulah saat-saat kehancuran (HR al-Bukhari dan Ahmad).
Rasulullah saw memperingatkan jika urusan dipercayakan kepada orang yang bukan ahlinya (tidak layak untuk meriayah rakyat) maka akan terjadi kerusakan, itu berarti menyia-nyiakan amanah.
Allah SWT berfirman: "Sungguh Allah menyuruh kalian untuk memberikan amanah kepada ahlinya... (TQS an-nissa (4) 58).
Kepemimpinan yang amanah akan didasarkan pada syariat Islam, yaitu dengan memahami dan menguasai semua kriteria seorang pemimpin.