Mohon tunggu...
Naima Aziza
Naima Aziza Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

My Name is Naima Aziza, you may call me Nema, Im new student of Lambung Mangkurat University as Geography major. I was born on 17 of May 2005. And i graduated from Darul Hijrah Islamic Boarding School for Female in Martapura. So, I have many hobbies, there are swimming, singing, dancing, reciting Holy Qur'an, writing, reading novels, cooking and watching films. I wish i can pass my college with high score to make proud my parent, being hafidzah Qur'an and i can get many job to get unlimited money. Aamiinn...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengidentifikasi Gempa di Sulawesi Tengah tahun 2023 dengan Gambaran Peta Tematik yang Telah Dicetak di Kertas Kalkir dan Plastik Transparansi

8 Oktober 2024   16:02 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : Naima's camera

Nama : Naima Aziza

NIM : 2410416320020

Mengidentifikasi Gempa di Sulawesi Tengah tahun 2023 dengan gambaran peta tematik yang telah dicetak di kertas kalkir dan plastik transparansi

PENGERTIAN PETA TEMATIK

Peta tematik adalah peta yang menggambarkan pola geografis suatu subyek atau tema tertentu di sebuah wilayah geografis. Peta ini biasanya menggunakan simbol peta untuk menggambarkan obyek tertentu. Obyek yang digambarkan adalah obyek yang tidak terlihat dengan alami seperti suhu, bahasa, atau populasi. Hal ini berbeda dengan peta umum yang lebih fokus pada lokasi di mana obyek yang digambarkan berupa obyek fisik seperti sungai, jalan, dan bangunan.

KEGUNAAN PETA TEMATIK

Kegunaan peta tematik yang paling umum adalah untuk menggambarkan sebaran fenomena secara geografis. Fenomena yang dipetakan ini membuat peta tematik memiliki infomasi yang spesifik. Fenomena paling umum yang biasa dipetakan yaitu curah hujah, kepadatan penduduk, sebaran permukiman dan sebagainya.

DESKRIPSI GEMPA BUMI SULAWESI TENGAH

Sulawesi Tengah merupakan daerah yang rawan gempa karena terletak di wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik besar: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Salah satu faktor utama kerawanan di wilayah ini adalah adanya Sesar Palu-Koro, sesar aktif yang memicu gempa-gempa besar. Sesar ini bergerak dengan cepat dan menjadi sumber banyak gempa signifikan di masa lalu, termasuk gempa besar pada 2018 dan 2023. Selain itu, potensi tsunami juga tinggi karena gempa sering terjadi di wilayah pesisir. 

GEMPA BUMI SULAWESI TENGAH 

Gempa bumi besar terjadi di Sulawesi Tengah pada 9 September 2023, dengan magnitudo 6,3, mengguncang wilayah Donggala. Gempa ini dipicu oleh aktivitas Sesar Palu-Koro yang dikenal sebagai salah satu sumber gempa signifikan di wilayah tersebut. Guncangan menyebabkan lebih dari 6.850 orang terdampak, dengan ribuan orang mengungsi karena trauma dan khawatir akan gempa susulan. Meski tidak dilaporkan adanya tsunami, gempa ini mengingatkan masyarakat akan risiko yang terkait dengan kondisi geologis Sulawesi Tengah. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, pada Sabtu malam, 9 September 2023 pukul 21.43.24 WIB.

"Gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat rilis yang dibagikan. Ia menyebutkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip. Gempa berlokasi  di laut pada jarak 49 kilometer barat laut Donggala, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 20 kilometer. 

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Donggala dengan skala intensitas V-VI MMI, yaitu getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar.

Di daerah Palu dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, yaitu bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di daerah Poso, Sigi, dan Tolitoli dengan skala intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Berikut hasil gambaran peta tematik Gempa Sulawesi Tengah yang disalin pada kertas kalkir :

source : Naima's Camera
source : Naima's Camera

Alat praktikum peta tematik dicetak di kertas kalkir :

- Spidol opf 0.5 atau 0.3

- Pensil warna greeble 

- Kertas kalkir

- Penggaris

Menggambar atau menyalin peta tematik di kertas kalkir memiliki kelebihan dan kekurangan:

Kelebihan:

  1. Transparansi: Kertas kalkir memungkinkan mudahnya menumpangkan peta dasar atau referensi di bawahnya untuk menyalin dengan akurasi tinggi.
  2. Detail Presisi: Kalkir memberikan ketajaman garis saat menggunakan alat seperti pena teknis.
  3. Tahan Air: Kalkir memiliki ketahanan terhadap air dibandingkan kertas biasa.

Kekurangan:

  1. Rapuh: Kalkir mudah sobek jika tidak hati-hati.
  2. Harga: Lebih mahal dibandingkan kertas biasa.
  3. Sulit Dicoret: Perlu alat tulis khusus dan sulit untuk menghapus kesalahan.

Berikut hasil gambaran peta tematik Gempa Sulawesi Tengah yang disalin pada plastik transparansi :

source : Naima's camera
source : Naima's camera

Alat praktikum peta tematik dicetak diplastik transparansi :

1. Plastik transparansi

2. Spidol snowman permanent

Kelebihan mencetak peta tematik di plastik transparansi:

  1. Transparansi: Memudahkan overlay peta tematik di atas peta lain tanpa mengaburkan data peta dasar.
  2. Tahan Air: Plastik transparansi lebih tahan terhadap kelembaban dan air dibandingkan kertas biasa.
  3. Durabilitas: Plastik transparansi lebih kuat dan tidak mudah robek.

Kekurangan:

  1. Biaya Lebih Tinggi: Material plastik lebih mahal dibandingkan kertas.
  2. Tinta Sulit Menempel: Beberapa jenis tinta sulit mencetak dengan baik pada permukaan plastik.
  3. Susah Diperbaiki: Kesalahan cetak sulit diperbaiki atau dihapus.

KESIMPULAN MENCETAK PETA TEMATIK 

Lebih gampang mencetak di kertas kalkir dibandingkan plastik transparansi karena kalkir lebih cocok untuk printer konvensional dan tinta lebih mudah menempel. Plastik transparansi sering membutuhkan jenis printer khusus atau tinta yang berbeda agar hasil cetakan tidak luntur atau terlihat samar. Selain itu, kertas kalkir lebih stabil di dalam printer dan lebih minim risiko tersangkut. Namun, untuk keperluan overlay atau transparansi penuh, plastik transparansi tetap unggul dari segi fungsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun