Mohon tunggu...
Naima Aziza
Naima Aziza Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

My Name is Naima Aziza, you may call me Nema, Im new student of Lambung Mangkurat University as Geography major. I was born on 17 of May 2005. And i graduated from Darul Hijrah Islamic Boarding School for Female in Martapura. So, I have many hobbies, there are swimming, singing, dancing, reciting Holy Qur'an, writing, reading novels, cooking and watching films. I wish i can pass my college with high score to make proud my parent, being hafidzah Qur'an and i can get many job to get unlimited money. Aamiinn...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Lahan Basah Sebagai Sumber Bahan Pangan Wilayah Banjarmasin Timur

31 Agustus 2024   13:56 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:59 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 source : Pinterest Edited by InsHot Naima Aziza   30/08/24

Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan merupakan kunci keberhasilan pembangunan ekonomi sebagaimana Visi Indonesia 2045. Pembangunan yang inklusif sosial, ekonomi, dan lingkungan penting bagi Indonesia maupun bagi bangsabangsa di dunia. 

Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) bersifat inklusif dalam pencapaian target nasional dalam mitigasi emisi, yang mana pada dokumen ini memfokuskan pada pembangunan berbasis lahan sebagai sektor kedua setelah sektor energi sebagai sumber emisi terbesar di Indonesia. Selain aspek emisi, penurunan keanekaragaman hayati, dan peranan kedua ekosistem sebagai penyedia jasa ekosistem menjadi pertimbangan dalam pengelolaan ekosistem gambut dan mangrove yang berkelanjutan hingga tahun 2045.

Sistem pengelolaan lahan basah di wilayah Banjarmasin Timur biasanya melibatkan beberapa komponen kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia. Berikut adalah beberapa langkah dan strategi yang umumnya diterapkan:

Pemetaan dan Inventarisasi: Melakukan pemetaan lahan basah untuk memahami distribusi dan kondisi saat ini. Ini termasuk inventarisasi flora, fauna, dan kondisi tanah serta kualitas air.

Perencanaan dan Pengaturan Tata Ruang: Menetapkan rencana tata ruang yang mengintegrasikan area lahan basah dengan penggunaan lahan lainnya, memastikan bahwa area ini tidak terkonversi menjadi lahan terbangun atau pertanian tanpa kontrol.

Restorasi dan Konservasi: Melakukan kegiatan restorasi untuk memperbaiki kondisi lahan basah yang telah rusak. Ini bisa melibatkan penanaman kembali vegetasi asli, pemulihan kualitas air, dan pengendalian pencemaran.

Pengawasan dan Penegakan Hukum: Menetapkan sistem pengawasan untuk mencegah kegiatan ilegal yang dapat merusak lahan basah, seperti penebangan liar, penggundulan, atau pencemaran. Penegakan hukum yang ketat juga diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang ada.

Pendidikan dan Penyuluhan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya lahan basah melalui program pendidikan dan penyuluhan. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan konservasi lahan basah sangat penting.

Manajemen Risiko Banjir: Mengintegrasikan lahan basah dalam sistem manajemen risiko banjir untuk mengurangi dampak banjir, karena lahan basah dapat berfungsi sebagai penyerap air alami dan mengurangi aliran permukaan.

Kolaborasi dan Kemitraan: Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, untuk mendukung pengelolaan lahan basah secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun