Mohon tunggu...
Nelwiza
Nelwiza Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 7

Guru Kelas 7

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Larut Malam

15 Januari 2023   23:47 Diperbarui: 15 Januari 2023   23:56 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam mencekam bagaikan cengkraman 

Menancap tajam tembus terkoyak 

Terdiam tanpa kata-kata 

Tak sanggup berbicara dada terasa sesak 

Telapak kaki terasa dingin 

Malam semakin larut  diiringi nyanyian 

Duh semakin tak terangkat tubuh ini 

Bernapas ada keberanian hilang sudah 

Bunyi-bunyian selalu hampiri telinga 

Mendekat rasa di telinga ini 

Butuh bantuan namun tak terkatakan 

Kelo lidah untuk melontarkan 

Berat untuk melangkah minta pertolongan 

Badan tak terasa badan 

Semua panca indera hilang kekuatan 

Malam semakin larut 

Takut berkepanjangan 

Pagi pun jauh 

Mencekam bagai cengkraman menancap di kegelapan malam 

Jangkrik bersorak-sorai menghiasi malam 

Gembira ria menemani larut malam 

Tak bosan melantunkan nyanyian di malam gelap gulita 

Terhentinya hiruk pikuk di keheningan malam 

Semua terlelap dengan mimpi indah 

Mata tak segan  menemani malam 

Dinginnya malam menjelang datangnya pagi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun